Langsung ke konten utama

Postingan

Syukurlah Sahabat Itu Buku

Postingan terbaru

[Book Review] The Silkworm - Ulat Sutra karya Robert Galbraith

The Silkworm Pengarang : Robert Galbraith Gramedia Pustaka Utama Cetakan Pertama 2014 536 halaman ISBN 978-602-03-0981-1 Alih Bahasa: Siska Yuanita ; Alih Bahasa Kutipan : M. Aan Mansyur. Desain sampul mengikuti novel asli, dengan beberapa perubahan oleh Marcel A.W. Aku jatuh cinta dengan  The Cuckoo’s Calling . Oleh karenanya, dahulu, tiga hari setelah perilisan resmi novel ke-2 kisah detektif partikelir Cormoran Strike dan asistennya Robin Ellacott oleh GPU, buku ini akhirnya aku dapatkan. Senang banget karena terbitnya edisi bahasa Indonesia-nya tergolong cepat. Hore... Buku kedua kisah Cormoran Strike – si detektif partikelir dan sekretarisnya, Robin, berjudul  The Silkworm  atau dalam bahasa Indonesia Ulat Sutra. Ada apa dengan Ulat Sutra? Mengapa judulnya ulat sutra? Kasus apakah yang akan dihadapi oleh Cormoran Strike kali ini? Penasaran. Itulah yang aku rasakan. Kisah dalam buku ini bercerita tentang Cormoran yang kini

Beli Buku Apa Esensinya?

Suatu hari, ada yang DM aku dan menanyakan hal yang membuatku tergugah. Sebuah pertanyaan yang cocok banget dijadikan bahan diskusi di caption ini. Pertanyaannya seperti ini, “Bang, sebenarnya esensi beli novel apa sih? Lagian selesai kita baca juga kan novelnya jadi nggak penting-penting amat.” Nah, menarik kan? Kalau aku secara pribadi sih jawabanku akan menjadi seperti ini. Untuk apa kita membeli buku jika sekarang kita bisa membaca lewat internet, ebook, atau meminjam teman? (menurutku esensinya mirip sama pertanyaan di atas)Membeli buku berarti mengeluarkan uang, toh akhirnya buknya udah kit abaca, trus manfaatnya apa? Well, membeli buku (bisa buku novel, buku pengetahuan, komik) itu bagiku adalah: Sebuah kebutuhan dan kebahagiaan. Membeli buku dan memilikinya menimbulkan suatu kebahagiaan  sendiri. Membacanya jadi hiburan dan tambahan pengetahuan (siapa bilang novel nggak ada manfaatnya selain cuat hiburan), bisa buat hiasan pajangan (koleksi), bahkan bisa jadi

[Book Review] Undivided (Kembali Utuh) – Neal Shusterman

Judul : Undivided – Kembali Utuh (Buku keempat Distologi Unwind)  Penulis : Neal SHusterman  Penerjemah : Mery Riansyah  Editor : Barokah Ruziati  Desain Sampul : John Nugroho  Penerbit Gramedia Pustaka Utama  520 halaman, Cetakan Pertama April 2019  ISBN 9786020624136  Undivided atau yang diberi sub judul terjemahan “Kembali Utuh” adalah buku keempat (sekaligus buku terakhir) dalam seri Distolgi Unwind. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Undivided ini, kurang greget rasanya kalau tidak menyinggung buku pertama sampai dengan buku ketiga. Sejak awal ulasan ini aku akan menyatakan bahwa seri distologi Unwind karya Neal Shusterman adalah salah satu novel fantasi dystopia terbaik dengan tema 'unik' yang ada. Neal Shusterman menggugah dan menggetarkan hati para pembaca dengan cerita mengenai kontrol kehidupan bermasyarakat dengan membuat undang-undang pemisahan raga (Unwind) bagi para remaja dengan mengambil hamper semua organ mereka dan mendonorkan/men

[Book Review] KISAH TANAH JAWA - Ivestigasi Mitos dan Mistis @KisahTanahJawa

Judul Buku : Kisah Tanah Jawa  Penulis : Team @ksahtanahjawa dan Dapoer Tjerita (Mada Zdan (Mbah KJ)  dan Bonaventura D. Genta  Retro-cogniser : Hari Hao  Editor : Ry Azzura  Desainer Sampul : Rezky Mahangga  Ilustrator isi : Day  Penerbit Gagas Media  Cetakan Pertama 2018, 250 halaman  Sejak zaman dahulu kala, nenek moyang kita menganut paham animism (kepercayaan bahwa roh (jiwa) itu tidak hanya berada pada makhluk hidup, tetapi juga pada benda-benda tertentu) dan dinamisme (kepercayaan yang menyakini bahwa semua benda-benda yang ada di dunia ini baik hidup atau mati mempunyai daya dan kekuatan ghaib). Setidaknya hal inilah yang aku ketahui sewaktu belajar sejarah di bangku sekolah dahulu. Seperti yang kita ketahui pula bahwa bukan hanya manusia yang diciptakan oleh Tuhan. Ada makhluk lainnya yang ada di sekitar kita. Tidak mengherankan jika banyak kejadian mistis, yang kadang tidak bisa dicerna oleh akal sehat, terjadi di sekitar kita.  Kita juga tentunya t

[Blog Tour + Giveaway] ARTERIO - S.J Munkian

Judul: Arterio  Pengarang: Sangaji Munkian Editor: Auliya Millatina Fajwah Cetakan: 2017  Tebal: 403 hlm Penerbit: bitread ISBN13 : 9786025634161 Aku senang kisah fantasi. Itu jelas. Oleh karena itu, adanya novel fantasi lokal sangat menarik perhatian dan minatku, namun masih belum yakin untuk langsung membaca novel tersebut. Tidak banyak novel fantasi karya penulis dalam negeri yang aku baca, oleh karena itu tidak banyak juga yang memuaskan. Kebanyakan masalah yang aku temukan dalam kisah fantasi yang ditulis oleh penulis lokal adalah kurangnya pendalaman inti cerita sehingga kesannya nanggung. Namun, aku selalu berharap kisah fantasy di Indonesia akan berkembang dengan psat mengingat sangat banyak hal yang bisa menjadi sumber dan referensi dalam menulis kisah fantasi di Indonesia. Oleh karena itu, membaca Arterio menimbulkan harapan bahwa aku suka dan puas akan ceritanya. Arterio dibuka dengan menarik. Pembaca yang familiar akan kisah Harry Potter - tiga sekawan denga

[Blog Tour + Giveaway] Tapak Setan - Haditha

Judul: Tapak Setan  Penulis: Haditha  Penyunting: Dion Rahman  Penerbit: PT. Elex Media Komputindo  Terbit: 2018  Desain Sampul: Dedy Koerniawan Susanto  Tebal: vi + 217 hlm.  ISBN: 978-602-04-79 8  Bagaimana jika selama ini kalian merasakan ada amarah, rasa kesal, geram, sedih, dan perasaan lainnya berkecamuk dalam hati akan kondisi sosial masyarakat di sekitar kita sedangkan kita tidak memiliki kekuatan untuk membuat keadaan di sekitar kita menjadi lebih baik? Apakah yang akan kalian lakukan? Bagaimana kalian akan mengeluarkan perasaan tersebut? Apakah kalian akan marah-marah tanpa pernah merasakan kelegaan? Apakah kalian hanya bisa bersabar? Atau apakah kalian punya acara sendiri untuk meluapkan amarah tersebut dan membalasnya? Nah, Haditha, seorang penulis yang berkecimpung dalam ranah fantasi klenik (dan lagi naik daun dengan karya-karya ajaibnya yang keren dan beda) punya cara sendiri untuk meluapkan amarah dan kesalnya akan semua “penyakit masyarakat”