Langsung ke konten utama

Sebuah cerita tentang PPKCL (part. 1)


Ini adalah sebuah cerita tentang persahabatan. Persahabatan yang terjalin tidak begitu saja. Mungkin persahabatan ini terjalin karena masing-masing memiliki persamaan dan merasa cocok satu sama lain.

Ini adalah sebuah kisah tentang kekeluargaan. Kekeluargaan yang tercipta antara 9 anak manusia yang unik (kalau boleh dibilang begitu) dengan latar belakang yang berbeda.

PPKCL itu adalah tentang persahabatan dan kekeluargaan.

Apasih PPKCL itu?

Mungkin ada yang bertanya.
Mungkin ada yang bingung.
Ada pula yang mungkin ingin tahu *kepo

PPKCL itu adalah singkatan dari “Persatuan Pejalan Kaki ke Citra Land”

Apa pula itu?
Mungkin ada yang kepo lagi pengen tahu.

Jadi begini ceritanya.

Dahulu, keadaan berubah setelah negara api menyerang (pokoknya Avatar Aang – udah tamat) kisah ini pun bermula.

Tidak ada sangkut paut dengan Aang, aku katakana hobiku jalan kaki. Seberapa pun jauhnya, kadang aku merasa lebih nyaman berjalan kaki.

Jalan kaki itu sebenarnya masalah kemauan. Jalan kaki itu menyenangkan. Ketika memiliki alat transportasi sendiri, tersedia pula transportasi umum, mau gak berjalan kaki? Sebenarnya itu sih yang penting. Kemauan.

Capek memang. Tapi, ketika berjalan kaki aku merasa menemukan kebebasan menjadi diri sendiri. Suatu hal yang mungkin orang anggap aneh.

Dulu, ketika magang di OCC (Outbound Call Center) yang kerjanya nelponin orang, di situlah aku bertemu teman-teman PPKCL.
Sebenarnya kami satu kampus, satu jurusan, satu angkatan.
Mungkin pernah berpapasan, mungkin pernah saling menyapa, tapi tidak benar-benar saling mengenal. Sampai akhirnya ketemu di OCC, satu nasib dan sepenanggungan. Satu ruangan, gak tau kapan tepatnya mulai akrab satu sama lain. Sama yang lain pun akrab kok, karena OCC itu benar-benar One Big Family (lain kali kalau ada mood, mungkin aka nada cerita tentang OCC)

Suatu hari (sudah malam tepatnya) di Tahun 2009, aku dan Ade berjalan kaki ke CL (Citra Land – Mall Ciputra) yang terletak di Jalan S. Parman kawasan Jakarta Barat. Kita-kita sih sering nyebutnya CL dan kebetulan sering nongkrong di sana (*aiiih, bahasanya nongkrong) selain di Slipi Jaya dan Tokem (alias Toko Kemanggisan). Senang sih akhirnya ada temen buat jalan kaki.

Sebelumnya aku pernah beberapa kali jalan kaki dari daerah Kemanggisan ke CL melalui Tanjung Duren. Sampai ketemu preman yang pura-pura nanya jalan pun pernah. Kebetulan iseng aja waktu itu pengen jalan kaki setelah jalan-jalan (*apa pula ini istilah ? maksudnya sih, ke CL itu niatnya jalan-jalan cuci mata buat refreshing, trus pulangnya jalan kaki. Gituuu…)

Kebetulan waktu asyik jalan kaki tiba-tiba di tengah jalan hujan turun deras banget. Kami pun lari terbirit-birit nyari tempat berteduh di depan sebuat ruko di Tj. Duren. Hujannya lama, jadi berteduhnya juga lama.

Gak inget persisnya gimana bermula, tapi akhirnya tercetus untuk membentuk genk (*ceilah genk – keren amat istilahnya) yang isinya nanti orang-orang yang asyik diajak jalan kaki. Kami pun mengira-ngira siapa aja yang bias diajakin gabung.

Di depan ruko yang sedang tutup, kami pun mencari nama untuk genk kami ini, PPKCL pun terpilih untuk menjadi namanya. Ditetapkan pula sebagai jabatan aku sebagai ketua dan Ade sebagai wakil.
Jadi begitulah cerita singkat awal mula berdirinya PPKCL.

Anggota : Habibi, Ade Saputra, Andy Fitriono, Herry Cahyadhy, Adithia Mulyadi, Firda Aristya, RIna Novitasari, Ana Wahyuningsih, Choirun Nisa.

Pertama kali sih jalan kaki, kalau tidak salah, sewaktu cari tempat makan buat buka puasa. Sampai sekarang kadang aku masih bertanya-tanya, kok waktu itu mereka mau-mau saja diajakin jalan kaki jauh padahal lagi puasa, Hahaha…

Kami, para anggota PPKCL sering jalan-jalan bersama untuk makan bareng. Emang lebih sering keluar dan ngumpul bareng buat makan sih.
Kasih kado, kue, dan kejutan kalau ada anggota ulang tahun.
Masak bareng di tempat salah satu anggota, trus makan bareng.
Jalan-jalan bareng, saling menghasut kalau ada barang yang ingin dibeli.

Pokoknya bersama anggota PPKCL itu menyenangkan. Serasa memiliki keluarga kecil baru lagi.


Itu adalah plakat yang dibikinin sama Om Arif.
Abaikan bentuk love-love nya, karena ini desain awal. Aku gak tau plakat fix yang jadi akhirnya seperti apa. Hehehe..

*bersambung

Ceritanya lanjut nanti lagi deh di bagian 2. Tentang PPKCL lagi, kegiatannya, pergantian ketua karena adanya ketua yang tergulingkan, juga cerita tentang PPKCL masa kini.

Pengen lanjut tapi tiba-tiba rasanya lebih enak ditulisan selanjutnya (bilang aja capek, Bie. Hahaha)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

Our Town (The Town That You Live In - Sebuah nostalgia tentang kampung halaman)

Our Town - James Taylor (Cars OST) Long ago, but not so very long ago The world was different, oh yes it was You settled down and you built a town and made it live And you watched it grow It was your town Time goes by, time brings changes, you change, too Nothing comes that you can't handle, so on you go Never see it coming, the world caves in on you On your town Nothing you can do. Main street isn't main street anymore Lights don't shine as brightly as they shone before Tell the truth, lights don't shine at all In our town Sun comes up each morning Just like it's always done Get up, go to work, start the day, Open up for business that's never gonna come As the world rolls by a million miles away Main street isn't main street anymore No one seems to need us like they did before It's hard to find a reason left to stay But it's our town Love it anyway Come what may, it's our town. *** Saya foto 22/7/2009 setelah