Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2011

episode Menghibur Diri Sendiri

Menghibur Diri Sendiri Namanya juga manusia yang dianugerahi emosi, tentu saja ber b agai macam perasaan dan suasana hati telah dirasakan. Mulai dari hal yang membuat hatinya merasa lebih ringan, entah itu yang bernama senang, gembira, riang, ceria, senyum, tertawa atau apalah itu kata lainnya yang menggambarkan bahwa dia sedang senang ( jangan bingung bacanya kata-katanya emang rancu . hahaha ) Merasakan s edih, atau menangis, cemberut, marah, atau apapun istilahnya yang membuat beban di hatinya terasa berat. Manusia atau katakanlah seseorang, sering melakukan sesuatu untuk meringankan sesuatu terhadap dirinya. Hmmm... dalam hal ini mungkin saya akan menegaskan kepada perihal ‘meringankan beban di hati’. Nah, suatu ini bernama “Menghibur Diri Sendiri” M enurut pendapat saya seperti ini:   S eringkali manusia (atau katakanlah seseorang, apalagi saya sendiri – saya mengakuinya) sering menggeneralisasi sesuatu yang berhubungan dengan dirinya bai

Sebuah Keputusan untuk Kebahagiaan

Sebuah status Facebook dari seorang kawan hari ini membuatku tergerak untuk menulis tulisan ini. Statusnya mengatakan, “Kapan Ku Bahagia?” Ada pula status yang serupa beberapa hari yang lalu. Membaca hal ini, aku teringat suatu hal yang ditulis oleh Mario Teguh tentang kebahagiaan. Berikut ini adalah kutipan yang aku ambil dari perkataan Mario Teguh (Cuma mengambil beberapa bagian): --- Kebahagiaan adalah hak. Dan seperti semua hak, kitalah yang diharapkan datang menjemputnya. Bersama semua hak, ada tanggung-jawab. Dan tanggung-jawab bagi mereka yang dibahagiakan, adalah membahagiakan saudaranya. Kebahagiaan adalah masalah keputusan. Hidup yang berbahagia adalah untaian dari keputusan-keputusan untuk berbahagia, dari satu waktu ke waktu berikutnya. Maka putuskanlah untuk berbahagia, karena dengannya semua pikiran, perasaan, dan tindakan Anda akan berfokus pada yang membahagiakan. Tetapi, seperti semua keputusan – ia sering dikerdilkan oleh

si Phone Book, oh, si Buku Telepon..

Aku punya kebiasaan tidak pernah mengurusi catatan nomor telepon (phone book) yang ada di HP-ku. Sekali tercatat disitu, maka bisa jadi akan selamanya tersimpan di situ atau sampai HP-nya rusak atau memang aku yang menghapusnya. Tapi aku katakan sekali lagi bahwa aku jarang mengurus phonebook di HP-ku sampai suatu hari adikku menginginkan HP-ku dan melihat isi phonebook di HP-ku. Kemudian dia berkomentar, mengapa banyak nomor yang udah gak aktif, banyak yang gak berguna dan banyak nomor dengan nama aneh di phonebook hape-ku. Sebenarnya sih gini... Hal yang paling malas untuk aku lakukan adalah memindahkan phonebook yang ada di memori HP jika ingin memakai HP yang baru, tentunya ini terjadi karena terbatasnya memori yang bisa disimpan di sim card dan dan kalau mencatat nomor tersimpannya pertama kali adalah ke dalam memori HP (malas untuk men-setting kembali). Ini adalah hal yang malas untukku berurusan. Lalu apa yang aku temukan di phonebook-ku? No

(Mengukur) Sudut 'Pandang'

Aku melakukan percobaan untuk membenarkan suatu teori (anggap aja itu teori) . Suatu hal yang mungkin menurut orang agak aneh, tapi ( menurutku ) masuk akal untuk teori ini. Percobaan dilakukan sambil berdiri . Duduk pun bisa. Atau buat diri sendiri merasa nyaman-lah. Mata terbuka dan pandangan lurus ke depan. Sesekali mata aku lirikkan ke arah kanan dan kemudian ke arah kiri. Setelah itu aku coba untuk memandang ke at a s dan kemudian ke bawah. Apa yang aku dapatkan? Tentu saja sewaktu pandangan kea rah depan, aku dapat me lihat segala yang ada di hadapanku ku. Juga bias melihat hal-hal yang ada di samping, dan apapun yang ada di atas dan bawahku sewaktu menengokkan kepala . Tetapi tidak semuanya terlihat bukan? Karena apa yang ada di belakangku dan juga beberapa yang berada di sampingku karena tidak bisa kulihat secara keseluruhan. Tidak terlihat karena ketidakmampuan atau karena adanya penghalang. Yang di samping kiri dan kanan, serta

KONTES MENYANYI (Part II)

lanjutan cerita KONTES MENYANYI... Setelah satu jam kemudian, lomba pun dimulai. Cewek makin panik. Kerjaannya mondar-mandir melulu di ruangan peserta. Kakinya pegel tapi untung dia bawa balsam aroma melati (racikan sendiri), jadinya kaki yang pegel bisa dipijit sendiri dan gak berwangikan balsam-mint. “Baiklah para penonton, kita sambut peserta pertama kita yang datang jauh-jauh dari Kampung An Banget, si Cowok ganteng.... Sanjui.....!!!” suara pembawa acara bergema sampai ruang tunggu tempat si Cewek mondar-mandir. Peserta pertama tampil. Suaranya cukuplah membuat penonton menutup mata. Begitu mendayu-dayu. Bahkan kalau diperhatikan seksama, ada juga lho penonton yang ketiduran (gara-gara begadang juga sih semaleman-begitu katanya waktu diwawancarai wartawan Koran Kampung). Peserta kedua pun akhirnya tampil juga. Seorang lelaki dari Kampung Tawaras. Wah, yang ini sih heboh banget. Walaupun suaranya ancur abis, tapi, yang bikin penonton puas, g

KONTES MENYANYI (Part I)

Mau nulis cerita lucu ah (garing sih mungkin). Pengen aja nulis cerita sesekali, tapi kaya'nya bakal panjang. Bagi yang bersedia (meluangkan waktu) untuk membacanya, selamat menikmati.. *** Alkisah hiduplah seorang cewek yang mempunyai hobi menyanyi. Salah satu impian terbesarnya adalah mengikuti kontes menyanyi dan memenangkannya. Akhirnya setelah cukup lama menunggu kesempatan langka itu, diikuti olehnya-lah suatu ajang pencarian bakat. Kontes menyanyi local, tingkat RW, eh bukan, tingkat kampung ding (gak jauh beda sih). Sebuah acara yang cukup bergengsi di daerah tersebut. Mengapa dikatakan bergengsi? Tentu saja karena lomba ini meningkatkan kepopularitasan pemenangnya. Orang sekampung bakal mengenalnya, dimintai foto dan juga tanda tangan. Hadiahnya pun menggiurkan. Sebuah sepeda merk terbaru yang bisa berjalan terus walau tidak digenjot. Hadiah lainnya berupa uang tunai tiga juta rupiah, vouch