Langsung ke konten utama

[Book Review] Penjelajah Antariksa #6 : Kunin Bergolak (Lagi) - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #6 : Kunin Bergolak (Lagi)
Penulis : Djokolelono
Penyunting : Yessi Sinubulan
Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra
Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Cetakan Pertama Juni 2016
KPG 59 16 01202
ISBN 978-602-424-063-9
Tebal v + 180 halaman

Setelah akhir yang cukup membuat penasaran, akhirnya petualangan para penjelajah antariksa berlanjut lagi di buku keenam ini yang berjudul "Kunin Bergolak (Lagi)".

Di antara semua seri Penjelajah Antariksa, buku ketiga "Kunin Bergolak" menurutku yang paling bagus dan cerita serta karakternya terbangun dengan sangat baik. Oleh karen itu aku berharap buku keenam dengan judul yang sama bisa melampaui kerennya buku ketiga.

Dalam hitungan 24 bulan Starx, Kunin II sebagai pusat kekuatan Jenderal Roon akan diserang oleh Skuadron X, skuadron penghancur sama sekali bukan lawan seimbang. Veta dipaksa untuk membuat peralatan perang tandingan, kalau tidak sisanya akan dimusnahkan.
Mesi melanjutkan aksinya pada akhir buku kelima yang membuat pandangan Veta terhadapnya berubah namun tetap mempercayakan keselamatan sisa Stri kepadanya.

Di Kunin sendiri tanda-tanda pembangkangan makin terasa. Kerten dan Rahi, penjahat dan ahli racun nomor satu di Kunin sedang mempengaruhi semua penduduk untuk memberontak dan keluar dari planet penjara itu.

Omodu, yang meninggalkan rombongan Veta dan Mesi setelah mengalami kecelakan pesawat, harus bertarung melawan Viravir dan membuatnya terdampar di pulai lain yang dikuasai penduduk Namnam.
 
Dan Raz yang kini sudah berdamai dengan Vied masih belum juga sembuh dari penyakitnya. Ia sering sedih mengingat broa dan sisanya, kapan mereka bisa bertemu lagi. Namun, sebuah peristiwa membuat penyakitnya 'sembuh' walaupun ada hal yang harus dikorbankan.

Kolonel Artap menemani Puteri Hon Gradi yang masih dikuasai dendam akibat kematian kakaknya. Mereka pun mengejar para anak buah kapten Raz dan harus bertempur melawan mereka.

Secara keseluruhan, buku keenam ini bagus namun belum melampaui buku ketiga. Masih sedikit di bawah kesolidan buku ketiga. Pertempuran yang terjadi cukup seru.

Ada hal yang agak berbeda di buku keenam ini dibandingkan buku-buku sebelumnya. Eyang Djokolelono melakukan perubahan gaya penceritaan. Dalam buku keenam ini, sering terjadi pergantian adegan dalam satu bab. Ketika ada adegan yang sedang seru, maka fokus cerita akan berganti ke tokoh dan peristiwa yang lain. Sangat berbeda dengan buku-buku sebelumnya.

Lagi-lagi banyak tokoh baru yang muncul yang menyebabkan agak kesulitan mengingat nama dan peran mereka. Namun hal tersebut bukan masalah karena ceritanya makin seru.

Oia, aku semakin menyukai istilah untuk salam, umpatan, luapan kekesalan, atau ungkapan perasaan lainnya di buku ini. Unik dan kalau coba diucapkan terasa seru juga. Contohnya...

"Jet panas!"
"Matahari Basah!"
"Semoga Starxz Cemerlang! Starx Gelap"
"Langit jernih, biru." 

Lagi dan lagi, gak sabar menantikan buku selanjutnya :0

Nilai : 3,7/5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

Our Town (The Town That You Live In - Sebuah nostalgia tentang kampung halaman)

Our Town - James Taylor (Cars OST) Long ago, but not so very long ago The world was different, oh yes it was You settled down and you built a town and made it live And you watched it grow It was your town Time goes by, time brings changes, you change, too Nothing comes that you can't handle, so on you go Never see it coming, the world caves in on you On your town Nothing you can do. Main street isn't main street anymore Lights don't shine as brightly as they shone before Tell the truth, lights don't shine at all In our town Sun comes up each morning Just like it's always done Get up, go to work, start the day, Open up for business that's never gonna come As the world rolls by a million miles away Main street isn't main street anymore No one seems to need us like they did before It's hard to find a reason left to stay But it's our town Love it anyway Come what may, it's our town. *** Saya foto 22/7/2009 setelah