Langsung ke konten utama

[Book Review] The Wolf in Winter (Serigala Di Musim Dingin) - John Connolly

The Wolf In Winter - Photo by @sulhanhabibi


The Wolf in Winter (Serigala Di Musim Dingin) – John Connolly
Judul Asli : The Wolf in Winter
Penulis : John Connolly
Alih Bahasa : Julanda Tantani
Editor : Rosi L. Simamora
Desain Sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan Pertama Maret 2017
600 halaman
ISBN 978-602-03-3932-0


**Blurb**

Masyarakat di Prosperous, Maine, hidup makmur ketika daerah-daerah lainnya menderita. Para penduduknya kaya, masa depan anak-anak mereka cerah. Kota ini sangat tertutup dan tidak menerima pendatang. Di jantung kota Prosperous ada reruntuhan gereja kuno yang dibawa batu demi batu dari Inggris, berabad-abad silam, oleh para pendiri kota itu.

Charlie Parker, si detektif swasta, datang ke Prosperous ketika seorang tunawisma tewas dan anak perempuannya hilang. Parker berbahaya, penuh amarah dan hasrat membalas dendam. Sosoknya menyimpan ancaman lebih serius dibandingkan apa pun yang pernah dihadapi para penduduk kota itu dalam sejarah mereka yang panjang, nyaman, dan terlindung. Dan di kota kecil ini Parker akan berhadap-hadapan dengan lawan-lawan paling keji.

Charlie Parker telah ditandai untuk mati supaya Prosperous bisa bertahan berikut rahasia yang tersembunyi di bawah reruntuhannya.

---

Kisah yang disajikan dalam The Wolf in Winter (Serigala di Musim Dingin) ini dimulai dengan perburuan Charlie Parker bersama Angel dan Louis, dua sahabatnya, memburu Sang Kolektor karena peristiwa yang tidak terduga yang terjadi di buku sebelumnya The Wrath of Angels (Murka Para Malaikat).

Dalam upaya perburuan akan Sang Kolektor yang selalu berpindah tempat, terjadi suatu kejadian di sebuah kota yang makmur dan tertutup akan dunia luar. Kota Prosperous.

Kota Prosperous adalah kota yang ‘jahat’. Para penduduknya sangat tertutup. Mereka memiliki kepercayaan tua dan Tuhan mereka adalah Tuhan yang lapar. Konon katanya, Tuhan yang lapar lebih berbahaya dibandingkan Tuhan yang marah.

Pengurus kota dipilih oleh Dewan yang hanya beranggotakan lima orang. Merekalah yang menentukan dan memutuskan segala hal yang berkaitan dengan Prosperous. Penduduknya terikat oleh pengabdian dan tidak boeh menyebarkan informasi apapun kepada pihak luar. Walaupun ada penduduk Prosperous yang meninggalkan kota, maka mereka dipastikan tidak menceritakan hal apapun tentang kota tersebut. Jika kau membuat masalah, maka seisi kota akan menjadi lawanmu dan bisa saja kau akan lenyap begitu saja atau mati di suatu tempat.

Kota-kota di seluruh wilayah ini perlahan-lahan mati, semua kecuali Prosperous. Sekarang kota itu menderita, tetapi tidak seperti kota lainnya, Posporeus terbungkus, terlindungi. Prosperous menyedot kehidupan dari kota-kota sekitarnya, dan menyerap semuanya.

Ketika Charlie Parker mendatangi Properous untuk menyelidiki kematian seorang Tunawisma dan anaknya yang hilang karena adanya bukti dan saksi yang menyatakan bahwa mereka datang ke kota tersebut. Charlie Parker memiliki daya tarik terhadap masalah. Kota Prosperous tidak siap akan kedatangan Parker. Oleh karena itu, ketika bertemu dengan polisi kota, pendeta, dan pemimpin kota Prosperous untuk pertama kalinya membuat Parker merasa ada aneh dan sesuatu yang ‘jahat’ tentang kota ini. Dia pun melakukan penyelidikan dengan insting dan nalurinya yang tajam, serta dengan kemampuan investigasi yang memang tidak diragukan lagi.

Akibat kecurigaan Parker, Dewan Prosperous memutuskan dia harus mati karena mengancam keberadaan Prosperous. Akibatnya, Parker harus berjuang hingga titik terlemah dalam hidupnya. Namun, tentu saja Parker tidak pernah sendirian. Ada teman-temannya yang jauh lebih berbahaya dari Parker sendiri.

Duka dan derita Charlie Parker kembali terasa di sini. Apalagi ketika insiden terjadi kepadanya. Sangat mudah untuk selalu bersimpati kepada Parker dan akan beban masa lalu yang masih selalu ditanggungnya.

Membaca kemunculan beberapa tokoh dari buku sebelumnya tiba-tiba menimbulkan rasa kangen. Tanpa sadar aku merindukan kemunculan dan peran serta mereka dalam kisah ini walaupun tidak besar. Ada Epstein, Liat, Eldrich, Fuccini bersaudara. Bahkan kisah Sang Kolektor dan beberapa tokoh pendamping sangat ingin aku ketahui lebih banyak lagi.

Awalnya bingung mau beri 4 atau 5 bintang. Tapi, karena ngefans aku beri 4,5 bintang saja walaupun inginnya Charlie Parker berperan lebih banyak lagi menyelesaikan permasalahan di Prosperous.

Aku merasa bahwa Charlie Parker sequence ini semakin bagus. Buku selanjutnya lebih bagus daripada buku sebelumnya. John Connolly pawai bercerita.
Buku selanjutnya pun selalu menimbulkan rasa penasaran dan berharap bukunya lebih tebal lagi (bagiku).
I want more!
I want more!
Aku selalu merasakan hal ini setelah selesai baca seri Charlie Parker.

Ada kutipan keren nih dari tokoh *antagonist* di buku ini.

"Menurutku dia (Charlie Parker) tidak takut mati. Dia tidak mencari kematian, dan dia akan bertarung sekuat tenaga untuk menghindarinya, tapi dia tidak takut.

Menurutku dia hidup dalam kepedihan. Dia sangat terpukul akibat kehilangan istri dan anak perempuannya, dan peristiwa itu membuatnya menderita. Jika kematian pada akhirnya datang menjemputnya, hal itu akan mengakhiri kepedihannya.
Sebelum saat itu tiba, apapun yang dilakukan seseorang terhadap dirinya takkan menjadi lebih buruk daripada apa yang pernah dialaminya. Itu menjadikannya musuh yang tangguh, karena dia sanggup bertahan melebihi lawan-lawannya. Dan hal-hal yang pernah dilakukannya, risiko-risiko yang pernah diambilnya untuk pihak lain, semua itu memberinya sekutu-sekutu, dan beberapa dari mereka bahkan lebih berbahaya daripada dirinya, karena mereka tidak memiliki moral yang sama seperti dia.
Jika detektif itu mempunyai kelemahan, itu adalah karena dia bermoral. Kapan pun dimungkinkan, dia akan melakukan hal yang benar, adil, dan seandainya dia salah, dia akan menanggung kesalahan itu."
- Halaman 373-374.

Kutipan ini adalah perkataan seorang *antagonis* dalam buku ini dan aku sangat menyukainya. Kalimat di atas mewakili karakter Charlie Parker yang sangat aku sukai. Penghormatan kepada Parker bahkan oleh musuhnya sekalipun

Charlie Parker adalah orang yang akan peduli ketika tidak ada orang lain yang peduli akan nasib atau akan menolong orang tersebut.

Aku penasaran akan peran Charlie Parker ke depannya terkait aliran-aliran penganut tua yang banyak jumlahnya dan semuanya berbahaya. Aku pun penasaran akan kemampuan Charlie Parker berkomunikasi dengan arwah orang-orang mati.

---

Perkenalan pertamaku dengan karya-karya John Connolly adalah buku pertama seri/sequence Charlie Parker yang berjudul “Every Dead Thing – Orang-Orang Mati” yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2011 yang membuatku langsung jatuh cinta. Aku membaca seri Charlie Parker sejak Desember 2016. Sejak saat itu, aku memburu karya-karya John Connolly untuk aku baca dan juga koleksi. Syukurlah aku memiliki semua terbitan GPU dengan lengkap, walaupun menyayangkan GPU tidak menerbitkan semua seri Charlie Parker ini.

The Wolf in Winter adalah buku ke dua belas dalam sequence Charlie Parker, namun merupakan buku keenam yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Bagi kalian yang menyukai genre thriller dengan kisah criminal, detektif, dan ada unsur supernaturalnya, sayang sekali kalau kalian belum membaca kisah Charlie Parker ini.


Rating

 ★★★★1/2


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

[Book Review] HOPELESS (Tanpa Daya) - Colleen Hoover

Judul Asli : Hopeless   Penulis: Colleen Hoover   Alih bahasa: Shandy Tan   Editor: Intari Dyah Pramudita   Desain sampul: Marcel A.W   Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama   ISBN: 978-602-03-1201-9   Cetakan pertama 2015   Tebal 496 halaman     Buku ini adalah hadiah dari Giveaway SixPackGiveAway dari Blog-nya Rafian. Ada 6 paket buku yang dibagikan dan aku dapat paket yang berisi 2 buku yang salah satunya adalah novel Hopeless karya Collen Hoover yang akan bahas kali ini. Thx banget atas bukunya : ) Kalau boleh jujur sih, judul, cover dan resensi di sampul belakang novel ini gak cukup membuatku tertarik untuk membelinya karena genre novel seperti ini bukan prioritas utama untuk aku beli. Aku suka romance, young adult , namun gak semua romance aku baca. Aku cenderung pilih-pilih cerita romance yang ingin aku baca karena kadang banyak tema yang hampir sama. Setelah selesai baca, aku pun memutuskan Hopeless ini tergolong bagus, temanya gak