Judul: Arterio
Pengarang: Sangaji Munkian
Editor: Auliya Millatina Fajwah
Cetakan: 2017
Editor: Auliya Millatina Fajwah
Cetakan: 2017
Tebal: 403 hlm
Penerbit: bitread
ISBN13 : 9786025634161
Aku senang kisah fantasi. Itu jelas. Oleh karena itu, adanya novel fantasi lokal sangat menarik perhatian dan minatku, namun masih belum yakin untuk langsung membaca novel tersebut. Tidak banyak novel fantasi karya penulis dalam negeri yang aku baca, oleh karena itu tidak banyak juga yang memuaskan. Kebanyakan masalah yang aku temukan dalam kisah fantasi yang ditulis oleh penulis lokal adalah kurangnya pendalaman inti cerita sehingga kesannya nanggung. Namun, aku selalu berharap kisah fantasy di Indonesia akan berkembang dengan psat mengingat sangat banyak hal yang bisa menjadi sumber dan referensi dalam menulis kisah fantasi di Indonesia. Oleh karena itu, membaca Arterio menimbulkan harapan bahwa aku suka dan puas akan ceritanya. Penerbit: bitread
ISBN13 : 9786025634161
Arterio dibuka dengan menarik. Pembaca yang familiar akan kisah Harry Potter - tiga sekawan dengan asramanya, kisah Divergent dengan faksinya, dan beberapa kisah ala fantasy dan dystopia lainnya, akan menemukan kemiripan plot dengan kisah mereka. Awalnya aku memang berpendapat kisah Arterio ini "Harry Potter dan Divergent" banget. Namun, aku justru semakin penasaran akan dibawa seperti apa kisah Arterio oleh sang penulis dengan referensi-referensi yang ada. Aku PENASARAN.
Jadi, Arterio ini bercerita tentang apa sih?
Di sebuah negeri, terdapat sebuah akademi khusus untuk para remaja yang sudah berusia di atas 19 tahun (jadi tokohnya bukanlah anak-anak lagi). Akademi ini terdiri dari 5 jurusan utama yang memiliki disiplin ilmu berbeda, namun saling terkait, yaitu:
- Lazuar, untuk mereka yang mencintai ilmu hayati (makhluk hidup dan benda mati);
- Vitaera, untuk mereka yang mendalami ilmu manusia;
- Arterio, untuk mereka yang menyukai kesehatan dan penyembuhan;
- Pragma, untuk mereka yang menekuni ilmu praktis yang dapat dilihat, dihitung dan dilakukan secara teknis; dan
- Zewira, untuk mereka yang suka dengan kedalaman pikiran, kekuatan, struktur pemerintahan, perjuangan dan ketertiban.
Zag yang ogah-ogahan tentu saja memiliki bakat. Ramuan itu bukan hanya soal menyembuhkan. Namun, ramuan sangat mungkin menjadi sejata pembunuh yang mematikan. Zag membuktikannya ketika dia dihadapkan pada situasi yang mengancam jiwa, bukan hanya dirinya sendiri dan teman-temannya, namun juga seluruh negeri.
Paruh kedua kita akan membaca cerita dari sudut pandang Nawacita, sebuah penuturan yang tidak aku sangka sebelumnya. Aku menyangka kita akan disuguhi kisah Zag sejak awal hingga akhir cerita. Namun, sudut pandang Nawacita, yang akan membahas jurusan Zewira, justru menambah kekayaan novel ini. Zewira tidak kalah menarik dengan Arterio.
Zewira melahirkan para pejuang. Dari cerita Nawacita, yang memiliki kurania menarik, kita akan mengenal lebih jauh mengenai para pemilik bakan kurania dan juga perjuangan para Zewira. Nawacita sosok perempuan yang tangguh. Sangat asyik mengikuti pendidikan yang dia tempuh selama menjadi bagian dari Zewira.
**
Hal pertama yang ingin aku sampaikan adalah bahwa kisah Arterio ini asyik, memiliki keunikan dan kelebihannya sendiri walaupun sejak awal aku katakan unsur Harry Potter, Divergent, dan sedikit novel fantasy-dystopia lainnya cukup terasa. Pemberian nama tokoh, nama ramuan, nama tempat, dan hal-hal lain dalam novel ini sangat kental dengan unsur lokal. Terasa dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia. Hal ini yang menjadi nilai lebihnya.
Unsur fantasi, magic juga disesuaikan dengan kearifan lokal. Bakat yang dinamakan “kurania” – aku sering salah membacanya dengan kata “karunia” – juga cukup unik. Bakat atau kemampuan spesial ini pun menambah daya tarik novel ini. Eksekusi penggunaan karunia tersebut pun disampaikan dengan baik.
Masing-masing jurusan, baik Arterio dan Zewira, memiliki suatu simbol khusus dan penanda jurusan mereka. Aku suka akan penggambaran "atribut" masing-masing jurusan dan keunikan manfaat yang dimiliki oleh atribut itu sendiri. Karena Arterio fokus kepada jurusan Arterio dan Zewira, maka sangat menarik untuk mengetahui atribut jurusan lain wujudnya seperti apa dan juga kegunaannya.
Karakter para tokoh di novel ini ditulis dengan cukup bagus. Pengembangan cerita dan konflik pun ditulis dengan bagus dan rapi. Cover yang dipakai pun aku suka dan mengambarkan isi cerita secara keseluruhan.
Namun, terlepas dari semua hal yang aku sukai di atas, sangat disayangkan Arterio ini tidak disunting dengan maksimal. Banyak typo yang aku temukan dan penggunaan kata yang (aku ragu) baku atau tidak. Well, pemahamanku akan kata sesuai EBI memang kurang, namun setidaknya beberapa kata asangat jarang aku temui penggunaannya di buku-buku lainnya.
Selain itu, kalau jeli, ada BAB yang hilang lho. Ah, bukan hilang sih. Lebih tepatnya penggunaan nomor bab ada yang loncat (tidak urut).
Jumlah halaman yang cukup tebal dan penggunaan ukuran huruf yang agak kecil, menyebabkan isi novel ini cukup padat. Pengembangan cerita sejak awal, konflik di tengah, dan pengembangan cerita kembali terasa sangat asyik diikuti yang mengakibatkan aku berharap cukup banyak untuk pertarungan akhir. Namun, bisa aku katakan pertarungan di akhir cukup tergesa-gesa. Seandainya dikembangkan lagi dan dibuat lebih spektakuler, maka geregetnya akan semakin menggelegar.
Kesimpulan dariku adalah Arterio ini bagus dan menyenangkan. Cerita fantasi dengan unsur lokal yang terasa kenatal menambah nilai lebih bagi novel ini. Aku suka. Begitu mengetahui ada cerita lainnya dari dunia yang sama berjudul VITAERA dengan sudut pandang seorang tokoh yang sudah diperkenalkan di Arterio membuatku bersemangat dan berkata, “aku akan membaca Vitaera”.
Good Job S.J. Munkian.
** giveaway time **
Untuk giveaway buku "ARTERIO" ini ada di akun IG @sulhanhabibi ya.
Yuk berkunjung ke akunku dan ikuti giveaway-nya di sana.
Jangan sampai ketinggalan!!
Komentar
Posting Komentar