Langsung ke konten utama

Beli Buku Apa Esensinya?



Suatu hari, ada yang DM aku dan menanyakan hal yang membuatku tergugah. Sebuah pertanyaan yang cocok banget dijadikan bahan diskusi di caption ini. Pertanyaannya seperti ini,
“Bang, sebenarnya esensi beli novel apa sih? Lagian selesai kita baca juga kan novelnya jadi nggak penting-penting amat.”
Nah, menarik kan? Kalau aku secara pribadi sih jawabanku akan menjadi seperti ini.
Untuk apa kita membeli buku jika sekarang kita bisa membaca lewat internet, ebook, atau meminjam teman? (menurutku esensinya mirip sama pertanyaan di atas)Membeli buku berarti mengeluarkan uang, toh akhirnya buknya udah kit abaca, trus manfaatnya apa?
Well, membeli buku (bisa buku novel, buku pengetahuan, komik) itu bagiku adalah:
  1. Sebuah kebutuhan dan kebahagiaan. Membeli buku dan memilikinya menimbulkan suatu kebahagiaan  sendiri. Membacanya jadi hiburan dan tambahan pengetahuan (siapa bilang novel nggak ada manfaatnya selain cuat hiburan), bisa buat hiasan pajangan (koleksi), bahkan bisa jadi dana darurat yang bisa kita jual (walaupun harga jatuh – tapi kalau langka bisa jadi mahal), juga bisa menjadi asset buat diwariskan ke anak ataupun disumbangkan ke orang lain.
  2. Membeli buku (terutama novel) itu kemudian dibaca habis itu udah esensi apa? Esensinya ya kita bisa dapat hiburan dari buku yang kit abaca, bisa dapat ilmu (apapun bentuknya), dan pastinya membantu penulis-penerjemah-ilustrator-editor-penerbit untuk berpenghasilan. Tidak bisa kita pungkiri buku adalah bisnis dengan banyak orang terlibat di dalamnya. Membeli buku (entah pada akhirnya kita suka-suka banget-atau nggak suka) bisa membantu orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk memperoleh penghasilan.
  3. Membeli buku kemudian membacanya dan selesai ternyata bagiku tidak semudah itu. Banyak hal yang special dan berharga tentang buku itu sendiri. Bagi sebuah buku yang bagus (cerita bagus, sampul kece) adalah sebuah karya seni yang patut dihargai. Jika sebuah cerita memiliki pesan moral kuat, karakter kuat, malah bisa saja kan kita akan membacanya ulang suatu saat nanti. Setiap buku ada nilainya sendiri. Memilikinya adalah sebuah penghargaan bagi buku itu sendiri.
  4. Bagi yang (mungkin) tidak menganggap membeli buku adalah kebutuhan, bisa saja membeli buku itu memang tidak (terlalu) bermanfaat. Namun, jika kita bandingkan dengan produk lain (terutama dalam hal hobi), buku ya sama saja dengan barang lainnya, misal pakaian, sepatu, atau barang antik, gundam, funko, tas, yang kalau dipikir buat apa sih dibeli selain jadi pajangan dan memenuhi tempat? Nah, sama saja dengan buku. Setiap orang punya alasan sendiri dalam membeli barang yang bagi orang lain bisa saja esensinya tidak ada selain menghamburkan uang.
  5. Well, ini mirip dengan jawaban sebelumnya tapi agak berbeda sedikit lah. Membaca adalah sumber ilmu pengetahuan (memang sih lagi2 aku katakan ada yang menganggap memabaca novel apa manfaatnya sih? Emang ada?). Buku adalah jendela dunia. Jadi, dengan memiliki buku maka ada banyak jendela di rumahku yang siap dimasuki ke dunia lain di manapun berada, baik nyata maupun dunia imajinasi.

Yah, cukup itu dulu deh jawabanku. 
Ada pendapat tambahan lainnya? Feel free untuk berbagi.

Komentar

  1. gan mau nanya nih, kayak nya nulis di blog udh lama ye, kira2 udah bisa buat penghasilan gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, sampai sekarang sih nggak soalnya memang nggak pernah diniatkan buat dapat penghasilan 😁

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

[Book Review] HOPELESS (Tanpa Daya) - Colleen Hoover

Judul Asli : Hopeless   Penulis: Colleen Hoover   Alih bahasa: Shandy Tan   Editor: Intari Dyah Pramudita   Desain sampul: Marcel A.W   Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama   ISBN: 978-602-03-1201-9   Cetakan pertama 2015   Tebal 496 halaman     Buku ini adalah hadiah dari Giveaway SixPackGiveAway dari Blog-nya Rafian. Ada 6 paket buku yang dibagikan dan aku dapat paket yang berisi 2 buku yang salah satunya adalah novel Hopeless karya Collen Hoover yang akan bahas kali ini. Thx banget atas bukunya : ) Kalau boleh jujur sih, judul, cover dan resensi di sampul belakang novel ini gak cukup membuatku tertarik untuk membelinya karena genre novel seperti ini bukan prioritas utama untuk aku beli. Aku suka romance, young adult , namun gak semua romance aku baca. Aku cenderung pilih-pilih cerita romance yang ingin aku baca karena kadang banyak tema yang hampir sama. Setelah selesai baca, aku pun memutuskan Hopeless ini tergolong bagus, temanya gak