Uneg-Uneg ini adalah tentang seri Alcatraz Vs The Evil Librarians karya Brandon Sanderson yang sebenarnya kisah nyata dari Alcatraz Smedry yang menceritakan tentang hidupnya sendiri atau disebut Autobiography diterbitkan menjadi sebuah kisah fantasi padahal bukan dan di Indonesia terjemahannya diterbitkan oleh @mizanFantasi dengan total 5 buku dan sudah diterbitkan semua tapi pengennya sih ada kelanjutannya karena lima buku ini tidak cukup buatku.
Wuiiih.. panjang ya?
Kalian baca dalam satu tarikan nafas nggak? Kalau nggak, tolong ulangi baca dalam satu tarikan nafas. Menantang lho! Haha #iseng
Sepertinya akan pajang nih pembahasannya, tapi aku berharap kalian tidak bosan. Soalnya pengen ngoceh banyak, panjang lebar dari dua sisi, dari sisi bukunya dan sisi penerbitan oleh Mizan Fantasi dan team.
Pertama aku aku bahas dari penerbitan seri ini oleh @MizanFantasi dan team.
- Aku suka sama cover seri Alcatraz ini yang penuh warna dan ilustrasi yang cakep. Ada jenis cover yang awalnya kita menganggap bagus tapi lama kelamaan terlihat biasa saja dan kurang menarik, namun seri Alcatraz dari MF ini justru kebalikannya. Awal lihat teaser covernya aku menganggap terlalu kekanakan, tapi semakin lama terlihat semakin bagus dan keren. Aku jujur lho ini, bukan review berbayar. Oleh karena itu, terima kasih buat yang desain sampulnya yang keren ini. SUKA!
- Terima kasih buat mbak Dyah @dblueholic dan mbak Nana @bookzfreak yang menerjemahkan seri ini sampai selesai. Terjemahannya enak dan mengalir. Aku pun terkesan akan pemilihan kata-kalimat untuk menyesuaikan lelucon nan absurd di buku ini. Aku tahu itu tidak mudah mencari padanan kata yang sesuai atau kalimat pengganti tanpa mengurangi kenikmatan membacanya.
- Aku suka buku ini diterbitkan dalam waktu singkat langsung 5 buku tanpa harus berjamur menunggu lama. Aku suka akan keputusan Mizan Fantasi dan team untuk hal ini karena kadang hype atau rasa sebuah cerita bisa berkurang karena lama menunggu kelanjutan kisahnya. Lagipula sebuah seri yang sudah selesai tidak perlu menunggu lama (sampai setahun atau lebih) untuk diterbitkan lagi. Apalagi tipe pembaca di Indonesia, tunggu lengkap baru beli/baca. Lagipula cerita seru, nunggu terjemahan lama, selain lupa ceritanya, jangan salahkan jika pembaca lari ke edisi English-nya.
- Gitu aja sih. Kalau ada tambahan paling edit caption. Haha!
Panjang ya? Huahahaha..
Peduli amat. Nambah deh ocehannya yang membahas tentang seri ini keseluruhan dan tentang si Brandon Sanderson si jenius yang suka menyiksa pembaca dan aku pengen baca buku karya dia lainnya contohnya Mistborn series ((lagi suka nulis panjang-panjang tanpa tanda baca!)).
Apa yang biasanya kalian harapkan dari akhir suatu kisah?
Pertama-tama aku katakan kalau ending buku kelima (seri terakhir) Alcatraz ini sangat jauh dari bayanganku. Akhirnya itu mengguncang jiwa dan perasaan berkecamuk karena kejadian yang begitu tiba-tiba dan diceritakan dengan sesingkat mungkin tapi efeknya “BOOOM…!!!” pengen ngumpat “WHAT THE…..!!”
Eh, kok aku menceritakan bagian ending dulu?
Ya, alasannya biar kalian penasaran. Jika sang penulis, Alcatraz Smedry (bukan si Brandon Sanderson – yang mengalami kelainan jiwa) gemar menyiksa pembacanya, mengapa aku tidak melakukan hal yang sama dengan menyiksa kalian dengan rasa penasaran? **Haha.. rasakan tuh perasaan tersiksa**
Suka baca buku biografi? Atau suka baca fiksi apalagi fantasi?
.
.
Nah, seri Alcatraz Vs The Evil Librarians ini cocok buat kalian yang menyenangi biografi namun fiksi apalagi dengan sentuhan fantasi tidak sembarangan. Buku "Alcatraz Vs. The Evil Librarian" ini sebenarnya adalah biografi Alcatraz Smedry yang disamarkan menjadi buku fiksi fantasi dengan nama samaran Brandon Sanderson.
Kalian tahu nggak kalau semua pengetahuan di dunia ini sudah dimanipulasi oleh para Pustakawan? Kenyataan yang kalian ketahui semua hanyalah kebohongan belaka.
Buku ini berbahaya, makanya disamarkan menjadi kisah fantasi.
Dunia yang kita tinggali ini terdiri dari Dunia Merdeka dan Dunia Sunyi. Dunia Sunyi adalah dunia yang selama ini kita kenal dan dikuasai oleh para Pustakawan.
Buku ini aneh, keren, memiliki ide jenius dan cara penulisan yang juga unik.
Buku ini absurdnya lucu, unik, kocak, jayus, dan penuh hal-hal aneh tapi memukau. Jujur, aku merasa buku ini mungkin nggak cocok buat beberapa orang (yang normal) karena ke'absurd'annya dan mungkin gaya berceritanya.
Alcatraz ini keluarga Smedry yang memiliki bakat atau kemampuan "merusak barang" dan cenderung berbuat keributan dan menjelaskan hal-hal tidak penting.
Selain bakat Alcatraz, yang namanya seperti nama penjara terkenal, yang tampak tidak berguna, ada pula bakat/kemampuan lainnya yang bakal kalian anggap lebih "nggak guna”.
Sebut saja bakat bermuka jelek ketika bangun tidur, bakat tersandung terguling-guling,
Awalnya aku merasa bakat kekuatan dibuku ini semacam lelucon.
Namun, begitu bakat itu ternyata sangat berguna, aku langsung tertawa dan berujar, "GILA JENIUS BANGET INI PENULISNYA!" 😂
Buku ini memberikan rasa senang dan membuat tertawa dengan caranya sendiri. Selain Alcatraz suka mengalihkan cerita utama yang sedang seru dengan perkataannya yang tidak penting, Alcatraz akan memuji dirinya sendiri dan mengejek kalian yang suka cerita roman, suka membaca cerita seri bukan dari buku pertama, juga suka menipu kalian dengan perkataannya yang suka melantur kemana-mana.
Buku Satu, si Alcatraz berusaha meyakinkan pembaca bahwa dia bukan pahlawan. Tapi menunjukkan sikap heroiknya.
Buku kedua dia meminta pembaca tidak mempercayainya.
Buku ketiga, dia mengakui dan sering menyebut dirinya keren. Malah mulai besar kepala.
Buku keempat, justru dia menyebut dirinya sendiri dan meyakinkan pembaca bahwa dia BODO, yang saking bodohnya, mengeja kata bodoh saja salah menjadi bodo.
Apa sih maunya si Alcatraz ini? Pengen digampar deh. Hahaha.
Si Alcatraz semakin kurang ajar. Selain mengkambing hitamkan Brandon Sanderson, dia mengakali pembaca dan masih sering mengejek pembaca. Apalagi buat yang suka baca ending buku di awal.
Lelucon di buku ketiga terkesan mirip sama lelucon absurd buku pertama dan kedua. Sempat merasa bakal terjadi pengulangan, namun justru si Brandon Sanderson - yang dicurigai gila dan sering bicara sendiri - membuktikan kejeniusannya lagi.
Pernah nggak sih kalian membaca buku sampai membolak-balik halaman nya dan mengecek urutan nomor halaman karena mengira salah cetak, halaman kurang, atau ada bagian yang terlewatkan?
Buku ini kurang ajar karena membuatku melakukan hal tersebut.
Tahu nggak kenapa?
Karena si Alcatraz BODO ini memulai buku ini dari BAB DUA. Aku sampai bolak-balik halaman nyari Bab SATU nya.
Pengen nampar orang nggak sih?
Dia berdalih bab 1 itu sangat penting dan rahasia, juga seru, dan dia menyebutkan hal tersebut kepada kita sebagai pembaca.
Buku ini adalah buku dengan Bab terbanyak sedunia karena jumlah bab-nya tak terhingga ditambah 1.
Kok bisa? Ya maunya si Smedry ini.
Alcatraz.
Kamu kurang ajar. Hahaha!
Sungguh buku yang unik, menyegarkan, dan menyenangkan.
Buku kelima ini terasa agak berbeda dengan buku sebelumnya. Absurd, lelucon, dan jeniusnya kembali dengan hal yang berbeda dari sebelumnya. Naik tingkat ya, bukan jenis pengulangan jokes atau ke-absud-an dari buku sebelumnya. Di sinilah kejeniusan sang master *troll pembaca* semakin dikukuhkan.
Masih dengan kelakuan keluarga Smedry yang seenaknya, ada pula bakat baru, penamaan BAB yang begitulah, dan penyiksaan dalam bentuk lelucon baru. Coba angkat kakimu, ada tulisannya nggak? Nah, kalau kamu mengerti leluconku ini, itulah jenis penulisan baru yang ditemukan Alcatraz dan dibuat lelucon olehnya.
Buku kelima ini langsung melanjutkan kejadian di buku keempat. Ceritanya berlangsung dalam tempo yang cepat tapi masih diselingi celotehan si Al yang kadang kacau.
Si Al ini sudah mewanti-wanti untuk tidak mempercayainya, mengatakan dirinya bukan Hero, mengatakan dirinya pembohong, pengecut, dan lainnya. Mungkin si Al ini lelah menuliskan kisahnya sehingga jeda antara buku 4 dan 5 ini berjarak 6 tahun. Entah si Al lelah, atau tidak tega (tidak sabar) mengakhiri kisahnya sendiri, aura buku kelima ini lebih gelap dari buku-buku sebelumnya )judulnya saja ada kata DARK #eh nggak ada hubungannya kynya).
Yah, intinya Brandon Sanderson ini jenius dan bersiaplah disiksa olehnya. Disiksa oleh keabsurd-an ceritanya, disiksa oleh leluconnya, dan disiksa oleh bagaimana dia mengakhiri buku ini.
Kata dia sih, pembaca itu suka disiksa. Yes! Aku suka disiksa oleh kisah Al, tapi kan NGGAK GINI JUGA AL!! Kamu berhutang banyak buat kami. Haha! Camkan itu.
Bastille!! Tolong tampar si AL kampret ini!!
.
.
.
Jadi, inti ceritanya apa?
Ya intinya Keluarga Smedry melawan Para Pustakawan Durjana. Biar lebih greget, mending baca sendiri. Haha.
Aturan Taruhan Fruit Blast Sbobet Online Ayo Gabung Disini, Penuh Dengan Kejutan Bonus Berlimpah!!!
BalasHapus