Karung Nyawa | Penulis:
Haditha | Penyunting: MB Winata | Desainer sampul: Haditha | Penerbit: Bukune |
Maret 2018 | Tebal buku: 220 halaman | ISBN: 978-602-220-265-3
Boleh memuji blurb buku ini terlebih dahulu?
Ya! Jujur aku sangat suka pemilihan blurb di sampul
belakang. Cukup unik dan membuat penasaran (setidaknya buatku).
Penasaran?
Ini blurb-nya.
*BLURB*
Johan Oman, Pemilik Konter
Pulsa
Ah, kejadian lagi, padahal
belum juga hilang ingatanku akan kejadian mengerikan itu! Udahlah, tutup konter
saja!
Janet Masayu, Pemandu
Karaoke
Pacarku memang benar-benar
trauma akan kejadian itu. Sekarang dia nggak mau keluar sama sekali dari konter
pulsa kecilnya. Harus bagaimana ya kalau sudah begini...
Zan Zabil Tom Tomi, Penjaga
Warnet
Menarik! Polisi saja tidak
sanggup memecahkan misteri ini.
Sepertinya sudah perlu
detektif partikelir yang lama nganggur ini turun tangan.
Tarom Gawat, Cucu Dukun
Gawat... gawat... GAWAT!
Empat pemuda bekerja sama
menyelidiki kasus ganjil yang menggegerkan desa. Mereka tidak pernah menyangka
akan berada di ranah klenik nan mistik yang membuka rahasia masa lalu kelam
Purwosari.
Bukan hanya soal pesugihan
dengan tumbal, tapi jauh lebih mengerikan lagi, perihal legenda Toklu--Pemulung
pemburu kepala manusia yang mungkin benar adanya.
Kini mereka harus menghadapi
tantangan terbesar ketika mendapati bahwa pemburu dan mangsa terakhir dari
semua ini lebih dekat dari yang mereka kira.
.
.
.
Dulu, semasa aku kecil (sekitar tahun 90-an) aku pun
mendengar desas-desus mengenai orang yang membunuh anak kecil, mengambil
kepalanya, dan digunakan buat membangun jembatan. Katanya agar jembatannya kuat
dan tidak roboh. Pemburu kepala anak kecil ini sering berkeliaran siang hari.
Aku tentu saja takut mendengar hal tersebut, walaupun dalam
hati ada keyakinan bahwa cerita ini buat menakuti anak kecil biar tidak
kelayapan siang-siang (dan memilih tidur siang).
Nah! Buku Karung Nyawa karya Hadhita ini mengingatkanku akan
hal ini.
Bukan mengingatkan lagi sih lebih tepatnya, tapi memang buku
ini menyinggung tentang hal ini. Aku cukup terkejut bahwa cerita ini menyebar
di banyak tempat, tidak hanya di Pulau Jawa.
GAWAT!
Ada mayat tanpa kepala ditemukan oleh Johan Oman sewaktu dia
berenang di sungai di bawah Jembatan Tobo. Hal ini membuatnya shock.
Tujuh tahun kemudian, mayat tanpa kepala kembali ditemukan
dan membuat gempar warga desa. Legenda Toklu – pemulung pemburu kepala manusia
kembali terdengar. Duh! GAWAT! GAWAT! Semaikn GAWAT SAJA kondisi kali ini.
Zan Zabil Tom Tomi, alias Jabil, tidak bisa tinggal diam
saja melihat fenomena ini. Dia bertekad untuk menyelidiki pelaku dan motif di
balik semua misteri yang meneror desa-nya.
Jabil pun meminta bantuan Tarom, si anak dukun, dan juga
sahabatnya, Oman Hanoman yang pertama kali menemukan mayat sewaktu dia kecil.
Janet, pacar Oman pun turut membantu karena dia secara tidak langsung juga
memiliki hubungan dengan kasus ini.
Empat pemuda ini masing-masing memiliki ketakutan sendiri-sendiri.
Sembari mengungkapkan kasus mayat tanpa kepala ini, mereka pun berusaha
menghadapi ketakutan mereka sendiri. Tidak mudah memang, namun tekad yang kuat
membuat mereka mampu menghadapinya.
Banyak hal-hal klenik, mulai dari makhluk halus, pesugihan
dengan berbagai macam bentuk dan tumbal, dan kisah rentenir di pedesaan pun
dibahas dalam buku ini yang mebuatnya begitu kaya akan nuansa local. Terasa
dekat dengan sehari-hari suasana desa apalagi diceritakan pula kebiasaan
nongkrong di bawah pohon, ngerumpi penduduk desa, dan keadaan sekitar yang sepi
kalau malam.
Suka. Aku suka.
Apa yang sebenarnya terjadi? Hal-hal yang mereka hadapi
dalam mengungkapkan misteri ini sungguh menarik. Namun aku tidak akan
menceritakan lebih lanjut lagi karena lebih asyik jika kalian membaca dan
mencari tahu sendiri misteri di dalam buku ini.
Nah, aku akan menyebutkan hal-hal yang aku sukai dari buku
ini. Beberapa di antaranya adalah:
- Gaya bercerita Haditha yang lebih terasa seperti percakapan sehari-hari. Jika aku menulis sebuah cerita, maka aku merasa akan menulis dengan gaya yang mirip (walaupun akau malas menulis cerita).
- Tema dan karakter yang sangat kental dengan nuansa lokalnya (yaiyalah! Buku ini kan memang settinganya di Pulau Jawa). Hal-hal klenik, pesugihan, dan reaksi warga dalam menyikapi hal-hal berbau mistis dan sudut pandang dari agama dan kepercayaan terasa dekat karena memang hal seperti inilah yang terjadi di sekitar kita.
- Aku suka pemilihan nama-nama para tokoh di buku ini. Lucu, unik, dan tentu saja ada maknanya. Apalagi memanggil nama disertai dengan julukan yang melekat dalam diri pribadi orang tersebut. Bukankah hal ini banyak terjadi di sekitar kita?
- Aku suka dengan penyelesaian konflik di buku ini. Saking terlalu focus kepada hal-hal yang mereka curigai, mereka tidak sadar bahwa sebenarnya sang pelaku sangat dekat dengan mereka. Ah, cukup tidak terduga dan membuat geregetan. Aku sangat berharap lho kisah para tokoh di buku ini dilanjutkan. Penasaran.
Kalau masalah kekurangan buku ini sih masih ada beberapa typo di beberapa kata. Selain itu pula, karena gaya penulisannya agak mirip percakapan, kadang kita harus membaca ulang beberapa kalimat akibat pemenggalan yang mungkin tidak tepat waktu membac pertama kali. Kalau ngomong kan kita tidak memperdulikan EBI makanya susunan kalimatnya sering semau kita sendiri.
Hal lainnya adalah ukuran huruf yang cukup kecil sehingga
kurang nyaman di mata ketika membacanya.
Cukup hal ini saja sih.
Oh iya, aku lupa bilang kalau aku suka sekali dengan desain
sampulnya. Sederhana tapi keren banget. Warnanya juga pas.
Dampak buku ini buatku adalah aku tidak lagi memandang para
pemulung sampah yang membawa arit dan karung dengan cara yang sama lagi seperti
dulu. Mau tidak mau aku selalu teringat cerita karung Nyawa dan dongen semasa
aku kecil. Apalagi jumlah pemulung yang sering terlihat di komplek perumahan
tempat aku tinggal lumayan banyak.
Rating 3,5 bintang
----oOo----
Waktunya PENGUMUMAM GIVEAWAY…
Aku memutuskan pemenang giveaway kali ini adalah...
July Nine (Amy)
@izzahxamy
Selamat ya.
Aku akan menghubungi dari twitter. Terima kasih.
Nama: Melati
BalasHapusAkun twitter: @putrisekarichi
Jawaban: kalau pengalaman horror yang berbau klenik gitu seingatku blm ada sih, tapi dulu waktu smp pernah ngalamin cerita horror, dan tentu saja ini masuk dalam hal yang aku takuti😅. Ceritanya, waktu smp itu aku duduk di kelas, bersebelahan sama sahabat perempuanku. Waktu itu salah satu temen laki-laki di kelas, nyamperin ke bangku kita, dia berdiri di tengah-tengah antara aku sama temenku itu. Nah, sewaktu aku nengok ke dia, rambutnya jadi panjang dan dia pake baju putih panjang, aku langsung kaget karena dia itu kan temenku cowo. Lalu saat itu juga penyakit asmaku muncul, dan jadi sering kambuh :'). Waktu esok harinya, aku bilang ke temenku cowo tentang hal itu, dan dia bilang kalau dia emang ada yg ngikutin. Tapi Alhamdulillah sekarang udah ngga pernah kejadian kayak gitu lagi, tapi aku bersyukur juga soalnya sekarang aku jadi tambah (sedikit) berani sama hal-hal kayak gitu😂. Aduh, jadinya panjang ya haha. Maafkan😁.
Terima kasih udah ikutan. Good luck ya :)
HapusNama: Ade Yuanita Putri Pratiwi
BalasHapusAkun Twitter: @AdeYuanitaPutr4
Jawaban: aku enggak tau sih ini horor atau enggak. Enggak tau juga ini termasuk urusan klenik atau enggak wkwk. Jadi, aku bukan anak indigo. Tapi kadang jadi sasaran buat 'mereka' yang ingin menampakkan diri. Serius. Udah sering banget kejadian. Tapi aku bukan indigo, karena ga setiap kali aku bisa liat. Cuma kalo mereka pengen nunjukkin diri di depan aku, baru aku liat. Nah, walaupun aku enggak termasuk anak indigo, aku bisa ngerasain keberadaan mereka. I mean, tubuhku peka sama sinyal keberadaan mereka gitu. Aku tau mereka di sebelah mana dan lain-lain. Tapi enggak bisa liat. Karena aku peka dengan itu, aku juga tau kalo sebenernya dari dulu ada yang ngikutin aku ke mana-mana. Pertama kali nyadar pas SMA. Waktu itu rambutku pendek. Cuma sebahu. Tapi tiap bangun tidur pasti ada ambut yg lebih panjang dari itu di sekitar tempat tidur. Yang jelas bukan rambut ibuku. Dari situ, aku mulai sadar ada yang enggak beres. Dia enggak ngeganggu sih sebenernya. Karena dia enggak ngeganggu, aku sampe lupa punya 'pengikut'. Trus pas kuliah, temen kuliahku yg kebetulan indigo bilang sama aku kalo di mata dia, muka ku suka berubah-ubah, trus aa yang ngikutin juga. Enggak kaget sih sebenernya. Cuma yang bikin sedikit enggak percaya adalah kadang mukaku keliatan beda sama dia. Efek dari si 'pengikut' itu. Dia cewek. Dan sampe sekarang kadang suka ngikut tiduan di kasur kamar kos. Merinding sih kadang. Tapi untungnya dia enggak ngeganggu sama sekali. Jadinya aku bisa curk-cuek aja
Terima kasih ya udah ikutan. Good luck :))
HapusNama: Amy
BalasHapusAkun Twitter: @izzahxamy
Dulu waktu kecil, kata ortu pas aku masih balita. Aku pernah main di gudang rumah. Disitu banyak mainan lama soalnya. Mainan kakakku. ada sepeda roda tiga, mobil-mobilan gede yg bisa dikendarai anak2 seperti di pasar malam, dll. Pas itu ntah gimana aku melihat 3 sosok gadis kecil berambut pendek namun tanpa wajah, aku yg masih kecil ga mikir yg aneh2 dan malah mikirnya mereka terlihat seperti boneka yg hidup. Lalu mereka mengajakku bermain bersama. Jadi aku ikutan main, entah berapa lama. Lalu ortuku cerita setelah aku main dari gudang aku tiba2 sakit dan ga bisa noleh, lalu ortu membawaku ke salah satu kyai sahabat kakek. Dan ternyata kata beliau aku memang bisa melihat dan berkomunikasi dg makhluk halus. Lalu kemampuanku itu ditutup sama beliau krn takut kedepannya berefek negatif ke akunya, apalagi aku cewek.
Ortuku awalnya gatau kalo aku habis main sama "mereka", taunya setelah aku agak besar dan cerita. Sampe sekarang ga bisa lupa. Gudang itu udah direnovasi dan beralih fungsi jadi ruang makan. Alhamdulillah semuanya baik2 saja sampe sekarang.
Walaupun kemampuanku udah ditutup, tapi kadang masih bisa merasakan kehadiran "mereka". Seperti waktu tamasya SMP. Kamar kelompokku terletak di pojok lantai dua. Di kamar penginapan itu hawanya ga enak banget, aku selalu merasa diawasi dan pintu kamar sering agak susah dibuka. Lalu setelah aku telusuri, kamar itu memang agak angker kata pekerja disana.
Waktu ngekost dulu juga pernah ada yg sering lewat lorong kostan, dan melewati kamarku jg. Malam itu udah larut bgt, udah lewat tengah malam, dan aku masih ngerjakan tugas. Sendirian. Krn teman sekamarku ga ada, kalo ga salah dia lagi pulang kampung. Jendela kamarku cukup besar dan kacanya bening bukan gelap, jadi keliatan cukup jelas. Setelah "dia" lewat, aku langsung kaget dan buru2 nyelesaikan tugas terus langsung tidur tanpa lupa baca doa. Sejak saat itu aku selalu tidur membelakangi jendela. Meski aku sering ngaji di kamar kost, kadang "dia" masih sering lewat. Walaupun ga ganggu, tapi tetep masih agak takut sih. Hehehe.
Pernah juga waktu di rumah kontrakan KKN, lagi beres2, padahal ada temen2 rame di ruangan itu. Tapi cuma aku yg lihat ada "seseorang transparan" yg lewat pas ditengah2 kita. Awalnya kaget, tapi kemudian aku bicara dlm hati yg aku tujukan ke "dia", aku minta maaf kalo keberadaan kita ganggu dia dan bilang kalo kita disini ga bermaksud ganggu dia, kita cuma ngerjakan tugas dari kampus dan ga bakal lama disini. Kemudian hari2 setelahnya aku jadi lebih rutin ngaji di kamar kontrakan dan "dia" ga muncul lagi sampe kegiatan KKN kita selesai.
Itu beberapa pengalamanku.
Senang sekali bisa berbagi cerita, krn tidak semua orang bisa menerima hal semacam "ini".
Pas tau buku ini terbit, seneng bgt dan pengen punya bukunya krn legenda serupa jg ada di tempat tinggalku.
Terima kasih telah mengadakan giveaway ini. Semoga siapapun yg dpt bukunya dpt merawatnya dg baik. 😊
Maaf jika terlalu panjang dan bosen bacanya 😂🙏🙏
HapusSaking senangnya, sampe cerita banyak 😂🙏🙏
Ayatin, @tenchoQ
BalasHapusPengalaman horor sih nggak begitu kak. Jadi pas jelang tengah malam, aku harus datangi rumah masku yang masih sekampung buat nganterin bapak ke rumah sakit. Rumah masku itu berjarak 5m dari rel kereta yang tingginya 3 m dari tanah. Pas nunggu dibukain pintu,ada kereta lewat sangat cepat.pas kereta itu Sudah habis gerbongnya, aku ngeliat Ada sesuatu yang terbang kayak daun geraknya berputar-putar gitu. Karena penasaran, mataku terus aja ngeliat benda itu. Dan pas benda itu berhenti, ternyata itu kreweng (pecahan genteng dr tanah liat). Kan aneh tiba-tiba Ada kreweng tenang. Jadi aku langsung spontan ngeliat di bawah rel cukup lama sambil nunggu masku bangun. Untungnya, aku nggak lihat apa-apa. Karena setelah itu, aku harus ikut nganterin bapak ke rumah sakit dan sambil nunggu dapat kamar, aku nunggu sendirian di sini rumah sakit yang nggak kalau horor juga.
Usut punya Usut, katanya makhluk itu muncul pas kereta lagi lewat.dan beberapa kali juga, penjual siomay jatuh pas lewat bawah rel itu. Banyak sih kak kalo cerita horor di sekitar rumah soalnya Ada beberapa rumah yang udah lama nggak dihuni Orang 😂 Sekian.terima kasih
Ayatin, @tenchoQ
HapusPengalaman horor sih nggak begitu kak. Jadi pas jelang tengah malam, aku harus datangi rumah masku yang masih sekampung buat nganterin bapak ke rumah sakit. Rumah masku itu berjarak 5m dari rel kereta yang tingginya 3 m dari tanah. Pas nunggu dibukain pintu,ada kereta lewat sangat cepat.pas kereta itu Sudah habis gerbongnya, aku ngeliat Ada sesuatu yang terbang kayak daun geraknya berputar-putar gitu. Karena penasaran, mataku terus aja ngeliat benda itu. Dan pas benda itu berhenti, ternyata itu kreweng (pecahan genteng dr tanah liat). Kan aneh tiba-tiba Ada kreweng terbang. Jadi aku langsung spontan ngeliat di bawah rel cukup lama sambil nunggu masku bangun. Untungnya, aku nggak lihat apa-apa. Karena setelah itu, aku harus ikut nganterin bapak ke rumah sakit dan sambil nunggu dapat kamar, aku nunggu sendirian di rumah sakit yang nggak kalah horor juga.
Usut punya Usut, katanya makhluk itu muncul pas kereta lagi lewat.dan beberapa kali juga, penjual siomay jatuh pas lewat bawah rel itu. Banyak sih kak kalo cerita horor di sekitar rumah soalnya Ada beberapa rumah yang udah lama nggak dihuni Orang 😂 Sekian.terima kasih