Judul : Absolute Justice
Pengarang : Akiyoshi Rikako
Penerbit : Penerbit Haru
Tebal : 268 hlm
Membaca blurb di sampul belakang yang hanya berupa satu kalimat di atas menimbulkan rasa penasaran yang berujung ingin segera membaca buku Absolute Justice ini.
Sebelumnya, aku sudah melahap tiga karya Akiyoshi Rikako sesnsei yang diterbitkan oleh Haru.
The Girls in The Dark langsung membuatku ''klik'' dengan gaya bercerita Akiyoshi RIkako dan tanpa sadar membaca buku tersebut hanya dalam satu malam tahun 2016 silam.
Holy Mother, buku kedua yang aku baca, lagi-lagi cukup membuat tercengang dengan plot twist-nya. Penulisannya sangat rapi, bahkan terjemahannya pun mampu mengecoh pembacanya.
Sebelumnya, aku sudah melahap tiga karya Akiyoshi Rikako sesnsei yang diterbitkan oleh Haru.
The Girls in The Dark langsung membuatku ''klik'' dengan gaya bercerita Akiyoshi RIkako dan tanpa sadar membaca buku tersebut hanya dalam satu malam tahun 2016 silam.
Holy Mother, buku kedua yang aku baca, lagi-lagi cukup membuat tercengang dengan plot twist-nya. Penulisannya sangat rapi, bahkan terjemahannya pun mampu mengecoh pembacanya.
The Dead Returns adalah buku ketiga yang aku baca. Buku ini aku baca bulan Ramadhan kemarin. Cerita dan konflik yang dipaparkan lebih ringan daripada buku sebelumnya yang aku baca. Aku mendapatkan cerita yang menyenangkan dan termasuk tipe buku yang fast read.
Silence sudah aku miliki, namun belum aku baca. Niatnya sih segera.
Kalau "Schedule Suicide Day" belum aku miliki. Niatnya pun ingin aku miliki segera.
Kembali ke Absolute Justice. membaca ulasan yang rata-rata positif terhadap buku ini membuatku semakin bersemangat untuk segera membacanya. Hasilnya ternyata memuaskan. Page turner banget. Buku ini sangat membuatku penasaran di setiap halamannya sampai-sampai beberapa kali aku tergoda untuk membuka halaman terakhir untuk mengetahui akhir dari kisah Absolute Justice ini. Haha!
"Manusia, harus menuruti aturan. Karena itu, menangkap pelaku tindak kriminal yang mengganggu adalah sesuatu yang wajar. Menerima ucapan terima kasih atas itulah yang tidak masuk akal." - Hal.20
Membaca kata monster di sampul belakang membuatku
membayangkan ada sentuhan fantasi di buku terbaru Akiyoshi Rikako ini. “Wah,
ada monster.” Pikirku, apalagi covernya bernuansa gelap dengan tambahan
tengkorak menguatkan kesan misterius dengan sentuhan fantasi.
Tentu saja aku salah besar. Absolute Justice ini tidak
ada sentuhan fantasinya sama sekali. Malah buku ini tentang kehidupan
sehari-hari. Tentang benar dan salah. Tentang rasa adil, maaf, dan rasa
kemanusiaan. Tentang kejahatan dan balasannya.
Jujur, agak susah mengulas buku dengan tipe cerita seperti
Absolute Justice ini tanpa membocorkan cerita yang ada di dalamnya. Semakin
sedikit yang kalian ketahui mengenai buku ini, maka kepuasan yang kita dapatkan
semakin besar pula. Semakin banyak yang kalian tahu, bisa jadi kenikmatan yang
kalian dapatkan sangat jauh berkurang. Oleh karena itu, aku tidak akan
bercerita banyak mengenai cerita Absolute Justice ini. Biarlah kalian yang
membaca ulasan ini dan belum membaca mencari tahu sendiri dengan segera membaca
buku ini.
Gaya penulisan buku ini mirip dengan “Girls in The Dark”
yaitu bercerita dari beberapa sudut pandang tokoh dalam buku ini. Ada lima
orang yang menjadi sahabat sejak bangku sekolah. Kazuki, Noriko, Yumiko, Riho,
dan Reika. Akan ada cerita dari sudut pandang masing-masing tokoh di setiap
bab.
“Seratus persen benar, tanpa ada rasa toleransi dan kemanusiaan, ternyata bukanlah hal yang baik.” – Hal.159
Cerita dibuka dari sudut pandang Kazuki yang mendapatkan
kartu undangan pernikahan. Mendapati pengirim dari sahabatnya yang seharusnya
sudah meninggal tentu saja membuatnya terkejut. Masalahnya adalah, Noriko,
temannya dulu sudah meninggal dan Kazuki lah yang membunuhnya.
Kisah pun bergulir ke masa lalu dan kita akan membaca kisah
yang membuat kita merenung akan kebenaran dan bagaimana masing-masing orang
menanggapinya. Begitu pula dengan kisah yang dipaparkan Yumiko, Riho, dan
Reika. Bagaimana kehidupan dan masalah yang mereka hadapi. Bagaimana Noriko
hadir dan turut campur dalam kehidupan mereka, membuat aku sebagai pembaca
meresakan desakan emosi (yang lebih banyak berwujud rasa geregetan dan kesal).
Jika kalian sering membaca manga, menonton anime atau film
dari negeri Sakura, maka kalian akan cukup familiar dengan kisah dan akhir
seperti Absolute Justice ini. Bagus. Aku selalu suka.
Walaupun cerita yang cukup familiar dari negeri Sakura, yang
membuat kisah Absolute Justice ini keren dan luar biasa adalah penokohan yang
sangat kuat. Akiyoshi Rikako pandai dalam menciptakan karakter Noriko. Karakter
Noriko yang menegakkan kebenaran dan berpatokan dengan “apakah perbuatan
tersebut melanggar hukum atau tidak”. Begitu pula dengan empat tokoh lainnya
dengan karakter mereka yang semakin menguatkan cerita dan emosi para pembaca.
Empat sahabat dengan masing-masing sifat dan karakter, serta
interaksi dengan Noriko yang menimbulkan konflik dan motif tindakan mereka di
masa lalu diceritakan dengan sangat baik. Alur yang maju dan mundur, serta
penceritaan yang tidak berulang semakin memperkuat cerita ini dan semakin
memainkan emosiku sebagai pembaca. Aku sering merasa kesal sama tokoh dan
kejadian di buku ini. Artinya tentu saja Akiyoshi Rikako sangat berhasil
membuat cerita dengan karakter yang kuat di dalamnya. Selama membaca aku pun
memiliki keputusanku sendiri jika berhadapan dengan kebenaran versi Noriko.
Keputusan yang (mungkin) akan diambil juga oleh orang lain dalam situasi yang
sama.
“Apakah kebenaran yang sempurna itu hal yang barbar, keras, dan jahat? Di sana tidak ada celah sedikit pun bagi kebaikan dan pengertian untuk masuk.” – Hal.226
Hal yang aku tangkap dari cerita ini adalah bahwa kebenaran
itu bukanlah segalanya, kebenaran itu suatu hal yang baik namun bukanlah suatu
hal yang mutlak dan menjadi patokan dalam menghukum orang yang bersalah. Hukum
di dunia dibuat oleh manusia, tidak seratus persen benar dan sempurna. Selain hukum
tertulis, masih ada hukum adat, sosial, hukuma moral, dan juga tentu saja agama.
Selain hubungan dengan sang maha Pencipta, ada hubungan
dengan sesame manusia dan juga alam sekitar. Tidak akan menghasilkan hal yang
benar jika kita menegakkan kebenaran atas dasar persepsi kebeneran kita sendiri.
Pada akhirnya, kisah Absolute Justice ini akan membuatmu
memikirkan kebenaran itu apa, bagaimana kita menghadapinya, bagaimana kita
menilainya, dan tentu saja membuat kita merenungi bahwa hakikat rasa
kemanusiaan itu seperti apa di hadapan keadilan.
Namun, tentu saja pada akhirnya buku ini akan mengatakan
“Kebenaran itu hebat.
Kebenaran adalah… segalanya.” – Hal. 251
Kesimpulannya adalah aku suka buku ini.
Aku puas dengan cerita yang dipaparkan Akiyosi Rikako dan menantikan karya beliau selanjutnya.
Keren.
** Ketentuan Giveaway **
Penerbit Haru sudah
menyiapkan novel Absolute Justice dan novel Why Secretary Kim untuk kalian
pembaca yang beruntung. Giveaway akan diadakan di akhir rangkaian blogtour
Absolute Justice dan Why Secretary Kim? yang akan diadakan di fanpage Facebook
Penerbit Haru pada tanggal 28 Juli 2018.
Sedikit bocoran sih
mengenai kutipan favorite dari masing-masing host blogtour yang mengulas
Absolute Justice dan Why Secretay Kim di facebook Penerbit Haru. Oleh karena itu, pastikan
kalian mengikuti seluruh rangkaian blog tour ini dan mengunjungi ulasan
masing-masing host ya. Tidak susah kok, malah gampang banget. Hehe.
Selain itu, jangan
lupa untuk follow Instagram, Twitter dan
like page Facebook dari Penerbit Haru ya.
Yang mau follow blog
ini dan akun Instagramku juga boleh lho. Silahkan follow @sulhanhabibi jika
berkenan dan kita bisa mengobrol banyak
di sana.
Terima kasih banyak.
Jadi penasaran nanti kumpulan quote-nya mau diapakan 😂
BalasHapusDitunggu saja tanggal 28 besok. Hehe
HapusAkh, ulasannya selalu cetar membahana. Btw aku hoeless kalau pakai metode giveaway finale spt ini. Makin susah dapatin hadiahnya. :"( kangen Haru yg dulu
BalasHapusTerima kasih...
HapusAh, emang sekarang metode GA Haru beda-beda dan unik. Semangat ya semoga suatu hari nanti menang lagi. Hehe
sebenarnya bukan genre yang aku suka sih.... tapi penasaran juga :D
BalasHapusJangan terpaku sama genre yang disukai saja. Coba deh eksplore genre lainnya biar bacaan lebih beragam dan berwarna. Hehehe
HapusFix, bakal beli ini ... nanti pas IIBF, wkwkwkwk
BalasHapus