Judul
buku: Savanna & Samudra
Penulis:
Ken Terate
Editor:
Tri Saputra Sakti & Donna Widjajanto
Ilustrasi
sampul: Orkha Creative
Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN:
9786020379432
352
halaman
Cetakan
pertama, 2018
“Aku tahu orang-orang datang dan pergi. Itu alamiah. Yang aku tahu, melihatnya pergi ternyata sungguh menyakitkan.” – Hal.193
Setelah membaca cerita tentang
remaja “Looking For Alibrandi” dan “Saving Francesca” dari penerbit Gramedia
Pustaka Utama, aku masih ingin membaca buku yang menceritakan kisah seorang
remaja dengan permasalahan yang dihadapinya. Biasanya aku lebih banyak membaca
cerita fantasy, sci-fi, thriller, jadi membaca kisah remaja dan romansa menjadi
semacam penyegaran buatku.
Nah, aku pun akhirnya mendapatkan
kesempatan membaca buku “ Savanna & Samudra” karya Ken Terate sebelum
bukunya secara resmi beredar di took buku. Kesimpulanku setelah membaca Savanna
& Samudra adalah aku menyukainya. Tema yang diangkat cukup berbeda dan
menjadi semacam penyegaran di antara tema remaja yang saat ini beredar di
Indonesia.
Penasaran? Simaklah ulasan singkatku
di bawah ini.
*Blurb*
Setelah papanya
meninggal, Savanna—mahasiswi cemerlang yang terbiasa hidup serbamudah—dihantam
masalah bertubi-tubi: kehilangan pacar, putus kuliah, dan berurusan dengan
penagih utang. Namun, ujian terberatnya adalah bekerja sebagai pelayan kedai
susu.
Di kedai dia bertemu
Alun, cowok norak, gaptek, dan tak bisa meng-update Facebook. Pemuda itu memang
mencerahkan harinya, tapi juga memperumit masalahnya. Sava tersentak menyadari
cinta ternyata bisa mengkhianati akal sehat. Masa sih dia jatuh cinta pada Alun,
pemuda desa yang tak pernah kuliah dan melarat? Di sisi lain, Harris—mantan
pacar Sava yang sempurna—muncul kembali. Hal itu membuatnya bingung mana yang
harus dia pilih: cinta atau logika?
Selain itu, Sava
tidak mau menjadi pelayan seumur hidup, tapi juga tidak tahu apa yang dia
inginkan dalam hidupnya. Lantas, adakah jalan lain yang bisa dia tempuh? Dan…
apa yang harus Sava lakukan?
.
.
Kehidupan Savanna berubah telak
dari kehidupan serba mudah menjadi semakin sulit. Turun kelas, turun derajat,
dan hari-hari menjadi semacam ujian untuk bertahan hidup. Jika menjadi sukses
memerlukan perjuangan yang berat dan panjang, maka mengubahnya menjadi buruk seolah-olah
hanya memerlukan usaha yang sedikit semudah membalikkan telapak tangan.
Savanna mulai berjuang untuk
dirinya sendiri, adiknya Tyo, dan tentu saja untuk ibunya. Bekerja untuk biaya
hidup sehari-hari yang gajinya jauh dari kata cukup. Perkerjaan sebagai pelayan
di tempat yang (sebenarnya) tidak dia sukai bersama orang-orang yang gampang
membuatnya sebal. Namun, siapa sangka bahwa tempat yang semula tidak dia sukai,
kedai susu, justru menjadi tempat yang paling berjasa dalam kehidupan Savanna
selanjutnya.
Dalam perjuangannya untuk
menyelamatkan keluarganya, Savanna akhirnya menegtahui bahwa sejak awal ada
yang salah dengan keluarganya. Ada kenyataan pahit yang harus dia hadapi,
mengenai ayah dan ibunya.
“Mereka bilang darah itu lebih kental daripada air. Ya, dan kurasa darah itu lebih cepat pula bekunya.” – Bintang Savanna (Hal. 61)
Selain tentang perjuangan hidup
dan masalah keluarga, tentu saja ada romansa dalam cerita ini. Syukurlah
porsinya dalam kadar yang pas (menurutku). Bukankah dalam hidup seorang remaja
yang beranjak dewasa selalu dipenuhi malah keluarga dan perasaan? Nah, buku ini
mengakomodirnya dengan pas.
Kisah cintanya mengenai Savanna
dan Samudra.
Savanna tentu saja bisa kalian
ketahui dari blurb dan ulasanku karena dialah sang tokoh utama. Namun Samudra?
Siapa dia? Nah, jika kalian penasaran, sebaiknya bacalah buku ini. Hehe.
Nah, berikut ini aku ingin
menuliskan hal yang aku sukai dana hal yang membuatku kurang sreg dari buku “
Savanna & Samudra” karya ken terate ini.
Ini nih hal-hal yang aku sukai :
- Sebagai karaya pertama Ken Terate yang aku baca, aku mengakui bahwa aku menyukai pilihan nama para tokohnya. Savanna? Padang rumput dengan semak? Nama yang menarik. Samudra? Lautan lepas yang sangat luas? Menarik juga. Ya! Kesanku terhadap dua nama tokoh utama dalam buku ini adalah nama mereka menarik. Punya daya tarik sendiri.
- Tema yang diangkat mengenai kehidupan remaja dalam kalangan menengah ke bawah yang mengalami perubahan nasib belum terlalu banyak diceritakan oleh penulis Indonesia. Tema ini menjadi semacam penyegaran. Lagipula, cara penyampaiannya pun cukup baik. Eksekusi dari konflik dengan tema seperti ini pun diceritakan dengan bagus tanpa dramatisir berlebih.
- Ceritanya mengalir dari halaman pertama hingga terkahir. Gaya bercerita yang dipakai oleh Ken Terate cocok untuk pembaca remaja dan remaja dewasa.
- Aku suka desain cover-nya. Jujur sangat menarik dari segi ilustrasi dan pemilihan warnanya. Font-nya pun sangat nyaman di mata.
Lalu, bagaimana dengan hal-hal
yang membuatku kurang sreg alias geregetan?
- Dengan adanya dua nama editor di bagian informasi buku, seharusnya typo bisa diminimalisir sedikit mungkin. Nyatanya aku menemukan beberapa typo yang sangat gampang ditemukan saat membaca buku ini. Penulis sering menggunakan kata ganti “cewek itu” dan “cowok itu” bagi Savanna dan Alun. Contohnya : “Sava menunggui Alun dan mendadak kamar mandi yang kecil itu menjadi sesak. Cewek itu jadi salah tingkah. --- Akhirnya dia memilih tinggal …”.
- Bagiku penggunaan kata ganti “cewek itu” dan “cowok itu” yang terlalu banyak membuatku kurang sreg karena seolah-olah Savanna dan Alun adalah bukan tokoh utama yang kemunculannya hanya sesekali. Penggunaan kata ganti “dia” aku rasa lebih enak dibaca.
Well, hanya itu sih yang cukup
menggangu menurutku.
“Aku tahu ada perang dan sebagainya, jadi aku tak pantas mengeluhkan genting bocor. Tapi sungguh, hal-hal semacam itu bisa membuat kita merasa jadi makhluk pasling malang sedunia.” – Hal.163
Buku ini memberikan gambaran
bahwa kehidupan golongan menengah dan semua problemanya bukanlah hal yang
menakutkan asalkan kita bisa menghadapinya, tetap berusaha yang terbaik, dan
pantang menyerah. Justru kehidupan yang sederhana, jauh dari gemerlap kalangan
berada lebih menarik untuk diceritakan. Selain itu pula, apa yang kita tidak kita
sukai, apa yang menurut kita buruk, bisa jadi adalah peristiwa penting yang
menentukan masa depan kita kelak. Aku suka buku ini memberikan gambaran
tersebut buat para pembaca.
Bagi kalian yang ingin membaca
kisah yang ringan mengenai remaja dan permasalahannya yang menyegarkan dan
cukup berbeda, buku ini sangat cocok untuk kalian nikmati.
** giveaway time **
Untuk giveaway buku Savanna & Samudra
ini ada di akun IG @sulhanhabibi ya.
Yuk berkunjung ke akunku dan ikuti
giveaway-nya di sana.
Jangan sampai ketinggalan!!
Komentar
Posting Komentar