Langsung ke konten utama

Harry Potter – Novel dan Film


Tulisan ini pun tercipta tentu saja karena akhirnya film terakhir Harry Potter – Harry Potter and The Deathly Hallows Part.2 ditayangkan juga di bioskop Indonesia. Alhamdulillah, karena terus terang aku pun turut senang (padahal pada saat tulisan ini dibikin, aku sendiri belum nonton). Penasaran bagaiman visualisasi terakhir dari Harry Potter ini. Lagian nonton di bioskop ada nilai lebih sendiri dalam menikmati sebuah film.

Aku gak akan meresensi atau menceritakan novel ataupun film Harry Potter di sini. Aku menganggap sebagian besar orang sudah tahu ceritanya. Sudah membaca dan menonton filmnya. Kalau belum tahu yaaaa....
Buku - novel = baca sendiri aja. Filmnya - tonton sendiri aja. Hehehee...


Novel HP 1 - 7

Aku dan Novel Harry Potter

Kalau mengingat masa lalu, pertama kali perkenalannku dengan novel Harpot (sebut saja seperti ini) adalah melalui majalah Bobo (Cuma lupa apakah majalah Bobo-ku sendiri atau Majalah Bobo Pinjaman), tapi Bobo memang teman bermain dan belajarku zaman itu. Pada saat itu aku tidak memiliki ketertarikan akan novel ini hingga akhirnya seorang teman yang baik hati (Zundina Ulya) meminjamkan aku buku pertama – Harry Potter and The Sorcerer’s Stone pada saat kelas 3 SMP, setelah dibaca habis, ya..ya..ya.. seperti kebanyakan orang lain (terutama para anak-anak dan remaja) di belahan dunia ini, aku pun terkena imbas akan ajaibnya dunia Harpot ini. Demam dan tergila-gila akan dunia Harry Potter . Ah, iya, tega bener temanku saat itu cuma minjemin setengah hari karena sore hari setelah pulang sekolah novelnya harus dibalikin.

Setelah membaca buku pertama, akhirnya dipinjamkan lagi buku kedua. Namun karena pada saat itu ada kesempatan ke Bali, bacanya ditunda. Nah, kebetulan waktu di Bali sempat mampir ke toko buku. Tanpa basa-basi pada saat itu aku langsung membeli buku ke 3 Harpot – Harry Potter and The Prisoner of Azkaban. Jadi, aku bacanya tidak urut karena buku ketiga lebih dulu aku habiskan daripada buku kedua – Harry Potter and The Chamber of Secrets.

Buku keempat tidak lama setelah itu akhirnya aku baca hanya dalam jangka waktu satu hari (waktu itu bulan Ramadhan). Kebetulan sepupuku – Huda Tula – ke Jakarta karena lomba karya ilmiah dan pulang dari sana akhirnya dia membeli buku ke empat Harry Potter and The Goblet of Fire. Pinjam deh. Hehehe... Semuanya hanya pada saat aku kelas 3 SMP.

Setelah menunggu sekitar 2 tahun, ketika kelas 2 SMA, berbekal uang hadiah lomba aku memberanikan diri membeli novel kelima – Harry Potter and The Order of The Phoenix dengan cara titip Dina untuk  beli dan aku bawa pulang ke rumah dengan alasan pinjam punya teman (Ah, iya. Sebenarnya aku sering dimarahi sama kedua orang tuaku karena sering beli buku – bukan buku pelajaran). Ah, betapa senangnya aku saat itu. Buku itu aku rawat dengan sangat baik dan tentu saja aku perlakukan layaknya barang berharga.

Setelah menunggu dua tahun lagi, ketika tingkat 1 kuliah di Jakarta, dengan menyisihkan uang saku bulanan dan mengurangi jatah makan, dengan nekat tanpa diketahui kedua orang tuaku, aku mebeli novel keenam – Harry Potter and The Half Blood Prince.

Dan dua tahun setelah itu, tingkat 3 kuliah, ternyata novel ketujuh Harry Potter and The Deathly Hallows terlalu mahal jika dibandingkan tiga novel sebelumnya padahal bisa dibilang lebih tipis dari buku sebelumnya. Akhirnya, dengan menyesal aku hanya meminjam teman dan dengan sabarnya aku membaca buku ketujuh sekaligus terakhir hanya dalam waktu setengah hari karena hanya diberi pinjaman satu hari. Yaaah.. akhirnya selesai juga dengan novelnya.

Film Hp 1 - 7 (gambar dari Google)

Aku dan Film Harry Potter

Agak berbeda dengan novelnya, film Harry Potter juga hal yang aku nantikan. Alasannya tentu saja sebagai penggemar berat bukunya, aku ingin melihat bagaimana dunia sihir Harry Potter dalam sebuah film. Tapi, tentu saja karena tempatku tidak ada bioskop, maka media menonton adalah VCD – bukan DVD.

Film pertama yang aku tonton kelas 3 SMP – HP1 (sebut saja seperti ini selanjutnya biar gak kepanjangan) akhirnya aku tonton berbekal pinjaman VCD seorang teman sekolah. Mencari info filmnya dari majalah-majalah. Setelah menonton tentu saja apa yang aku bayangkan berbeda ketika menonton filmnya. Terus terang aku kecewaa...

Aku lupa mana yang aku tonton terlebih dahulu, apakah HP2 atau HP3. Tapi, lagi-lagi inipun berbekal pinjaman VCD teman sekolah. Sudahlah.. Filmnya pun berbeda dari yang aku bayangkan. Lagi dan lagi aku kecewa...

Film keempat ditanyangkan pada saat aku tingkat 1 kuliah. Aku di Jakarta namun tidak mengenal dunia per-bioskop-an. Hanya bisa gigit jari dan kecewa melihat dan mendengar teman-temanku menonton film HP4 di bioskop. Padahal aku kepengeeen banget. Akhirnya film ini pun tidak aku tonton.

Film kelima akhirnya tayang ketika tingkat 2 kuliah. Sempat janjian dengan teman kuliah untuk nonton di bioskop dan akhirnya kembali kecewa karena nontonnya gak jadi. Sabar aja lah. Hingga akhirnya film ini aku bisa nonton dari komputer teman (download-an *malu), lagi dan lagi tidak seperti yang aku harapkan. Kecewa..

Film keenam, HP6 tayang ketika aku sudah bekerja – lagi magang tepatnya. Sayangnya adalah tayang pada saat aku sedang melaksanakan diklat prajabatan. Setelah prajab aku pulang ke rumah dan akhirnya gagal kembali menyaksikan HP6 di bioskop. Menonton pun lewat DVD, karena kualitas gambar yang jelek dan alur yang agak lambat, aku pun tertidur beberapa kali dan denga perjuangan yang berat akhirnya aku pun menyelesaikan film ini.

HP 4 terus terang belum juga aku tonton. Sampai ditayangkan di tivi swasta pun aku gagal nonton karena alasan mataku tidak bisa diajak kompromi. HP4 aku tonton tahun 2010 (can u imagine that? Haha) dengan membeli VCD asli sendiri – obralan. Hahahaa..
HP7 Part.1 adalah film pertama Harry Potter yang akhirnya aku tonton di bioskop. Yey. Senang. Karena bioskop dekat dan udah punya penghasilan, jadi hal ini bukan masalah lagi. Hahaha...
Sekarang pun karena akhirnya HP7 Part.2 ditayangkan di Indonesia, akhirnya kekhawatiran gagal nonton dibioskop lenyap sudaaah...

Hmmm.. tadi aku katakan bahwa tidak ada satupun film Harry Potter yang membuatku puas. Hal itu tentu saja karena bukunya sangat amat melekat di ingatanku. Tidak sesuai dengan yang aku bayangkan. Namun, setelah melepaskan bayang-bayang novelnya dan karena aku juga tidak terlalu ingat dengan keseluruhan detail cerita di novel Harry Potter, aku pun menonton ulang keseluruhan film Harry Potter dari film pertama sampai dengan film ketujuh (yang terakhir film kedelapan). Apa yang aku dapatkan? Kepuasan tentu saja. Filmnya ternyata bagus. Diadaptasi dan divisualisasikan dengan baik. Sebagai sebuah film, filmnya pun bagus, bisa dimengerti dan aku menikmatinya tanpa harus ada rasa kecewa dan membanding-bandingkan lagi dengan novelnya.

Heii.. itu media yang berbeda.

Nah, inilah awal mula tulisan ini sebenarnya. Membuat daftar urutan buku dan film Harry Potter berdasarkan kesukaanku. Eh.. malah nerocos duluan. Hahaha..
Okelah.. ini dia daftarnya :

Buku – Novel

1. Harry Potter and The Order of The Phoenix
Yap, inilah buku favorit saya. Buku kelima sekaligus yang paling tebal. Aku menyukai kisah yang terjadi di buku ini, dengan pemberontakan yang ada dan dengan emosi Harry yang sering meledak. Ah, pokonya kisahnya keren-lah.

2. Harry Potter and The Prisoner of Azkaban
Buku ketiga ini ceritanya tidak berhubungan dengan Lord Voldemort sendiri. Namun, entah kenapa kisah yang ada sungguh menarik dan aku begitu terkagum-kagum dengan cerita yang diangkat, dengan alur yang ada dan dengan kejutan yang ada di akhir buku ini. A great book.

3. Harry Potter and The Half Blood Prince
Novel keenam sekaligus novel yang penuh kata “gantung”. Kisah tentang Half Blood Prince yang ternyata Snape, ramuan Felix Felicis, mantra Sectumsempra, pengkhianatan yang ada, kematian Dumbledore (*bener gak sih tulisannya?), Horcrux yang ternyata palsu, masa lalu Lord Voldemort semuanya sangat menarik dan rasanya nangguuuung banget setelah halam terkahir. Mana lanjutannya? Mana lanjutannya? Kenapa harus berakhir begini? Inilah yang kau rasalah setelah membaca buku keenam ini.

4. Harry Potter and The Deathly Hallows
Buku ketujuh dan terakhir. Menarik. Bagian yang paling menarik tentu saja kenyataan yang ada di balik tokoh Severus Snape. Wow? Sungguh tokoh yang paling luar biasa yang diciptakan oleh JK Rowling. Setelah aku benci dan kadang bingung dengan sikapnya, di buku terkahir justru aku sangat bersimpati dengan tokoh ini. Bagaimana mungkin tokoh ini menjadi sangat luar biasa seperti ini?
Yang bikin agak kecewa sih karena penyelesaiaan pertarungannya terkesan “berakhir begitu saja”, terlalu datar.

5. Harry Potter and Goblet of Fire
Buku keempat menarik karena da turnamen triwizard. Yap, aku suka bagian itu. Lagipula, baru di buku keempat inilah aku tau cara mengucapkan nama Hermione yang sebenarnya. Hahahaa...

6. Harry Potter and The Chamber of The Secret
Aku suka buku ini. Suka bagian yang misteri membatunya penyihir kelahiran muggle. Namun karena seri setelahnya bagus, terpaksa deh diperingkat enam. Hehehe..

7. Harry Potter and Sorcerers Stone.
Buku pertama yang mengenalkan dunia Harry Potter. Ceritanya menarik, namun tidak sekompleks seri setelahnya.

Film – Movie

1. Harry Potter and The Prisoner of Azkaban
Film ketiga dari buku ketiga. Padahal dari segi cerita, film ketiga adalah yang paling beda dengan bukunya. Tapi, film ketiga dimulainya film yang lebih gelap, dengan sinematografi dan penceritaan yang ada, menjadikan film ketiga ini begitu enak untuk dinikmati. Film yang paling keren dari semua film Harry Potter.

2. Harry Potter and The Deathly Hallow
Okeh, kita jadikan satu film aja ya. Hehehe... Film yang paling setia dengan bukunya (mau komentar apa lagi ya?).

3. Harry Potter and The Order of The Phoenix
Padahal buku yang paling tebal, namun justru film dengan durasi paling pendek dibandingkan dengan film yang lainnya. Namun, lagi-lagi adaptasinya bagus walaupun banyak yang dipotong dari bukunya (yaiyalah). Alurnya pas dan porsinya pas jugalah.

4. Harry Potter and The Half Blood Prince
Entah kenapa alur film awalnya terasa agak lambat, namun filmnya bijaksana menurutku. Dalam artian enak untuk diikuti dan cukup bagus. Namun, yang bikin kecewa sebenarnya dalah di bagian akhir. Klimaksanya kuraaaangg, gak maksimaaal... Seandainya saja pertempuran di gua didramatisir lagi (diperpanjang) dan setelah kematian Dumbledore ada pertarungan, mungkin film ini akan ada di peringkat 3 daftarku ini. Tapi film ke-6 ini ditonton ulang malah terasa makin menarik.

5. Harry Potter and The Sorcerers Stone
Sebuah film keluarga dan menarik untuk diikuti. Namun, karena mungkin film pertama, feel-nya kurang terasa di film ini. Tapi baguslah untuk ukuran film perkenalan.

6. Harry Potter and The Chamber of Secrets
Entah kenapa aku merasa film ini paling lemah. Walaupun aku tonton ulang, alurnya terasa lambat dan aku merasa agak berat untuk menyelesaikan film ini sampai akhir. Sayang sekali, padahal ceritanya bagus namun yaaa begitu...

7. Harry Potter and The Goblet of Fire
Entah kenapa, di film keempat ini, tokoh laki-laki di film ini rambutnya gondrong semua. Harry, Ron, Neville, Fred, George gondrong semua dibandingkan dengan film lainnya. Ada apa ini? Hahaha, aku jadi bertanya-tanya sendiri. Hmm.. filmnya bagus lah walaupun turnamennya agak datar menurut saya. But, a good job.

Horeee, daftarnya selesai juga. Hehehee...

Aku ingatkan sekali lagi, aku pernah mengalami demam Harpot. Aku ingat bagaimana dulu aku begitu mengagumi JK Rowling dan keajaiban Harpot. Aku ingat bagaimana dulu ketika SMP dan SMA semapat kepikiran memiliki model rambut seperti Harry. Ingin sepintar Hermione.

Ketika kelas 3 SMP, aku membuat sebuah tongkat sihir dari bambu dan aku pergunakan di kelas. Melafalkan beberapa mantra sepeti orang gila.

Membeli buku tulis Harry Potter, mencari info tentang Harpot, membeli segala sesuatu tentang Harpot, membeli biografi JK Rowling dan sering menghayalkan tentang dunia sihir.

Foto, poster dan pernak-pernik Harpot aku cari dan kalau bisa dikoleksi.

Kalau mengingat hal ini sekarang, aku Cuma bisa tersenyum sendiri. Ya, aku pernah ada dalam bagian ini. Pernah ada bagian dalam hidupku begitu mencintai Harry Potter dan dunianya. Dan itu adalah hal yang wajarkan? Karena seiring dengan bertambahnya usiaku, aku merasa biasa saja dengan Harry Potter dan dunianya, tapi masih terkagum-kagum dan sebagi fans berat JK Rowling yang dengan jeniusnya menciptakan dunia Harry Potter.

Komentar

  1. waaahh.ayo mas cepetan nonton, aku udaaaahh..^^

    gak akan nyeel deh.. :D

    BalasHapus
  2. Rabest - yap, rencananya mau nonton HP7 P.2 siang ini. Hehehe.. gak sabar

    BalasHapus
  3. saya paling suka yang Prisoner of Azkaban. baik film maupun novelnya. di filmnya, dementornya bener2 dark... Kalu di novel, saya suka jalinan alurnya.

    film ke empat sampai ke delapan ga nonton, heheh. coba deh nanti.... Oh ya, informasi ga penting lainnya, saat selesai membaca buku terakhir, saya menggalau sendiri. sedih aja rasanya... ga punya sesuatu lagi untuk dinanti-nantikan, #caaah lebay.

    BalasHapus
  4. Huda - iya, sih. Harry Potter juga merupakan salah satu bagian dari masa kecil sih.
    Padahal dulu aku begitu menanti terbitnya novel terbarunya, cari tau tentang harpot dsb..

    Novel ke-3 dan filmnya emang yang paling asyik alur ceritanya dan ceritanya pun unik.

    BalasHapus
  5. Postingan yg menarikk !! :D ntah karna saya yg nyari2 tntang harpot *ikut2andah*, atau krna ini postingan yg sesuai dngan yg saya inginkan ^^
    Saya setuju dngn peringkat2nya :D ^^

    Awal saya menyukai harpot ketika diberi film HP1 ,HP2 oleh teman . Lalu saya nonton filmnya, ituuu kelen ^^ .. Yaa berhubung saya mnyukai film fiksi, krna mnurut saya film fiksi itu kreatif dan gk ngebosenin :).
    Nah, setelah nonton film HP1,HP2,, saya mulai nyari2 semua tntang harpot. Mulai download novel2 nya , terus minta lagi film nya sma kawan *gakmodal*, cari tau pemain2nya, cari tau penulisnya, nonton berulang2, baca novelnya berulang2..
    Tpi yg kecewanya memang ketika nnton filmnya adaa yg kurang ssuai dngn novelnya, stelah dipikir2 yaa gkpp deh :D :)

    Kalo inget dlu gmna senengnya sama harpot dan jk rowling , suka senyum2 sndiri ^^ (wktu baca postingan ini juga senyum2 sndiri:D)*ketahuandeh*

    Good job !! (ง'̀⌣'́)ง

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih.
      Padahal postingan ini sudah lama tapi masih ada yang komentar. Hehehe..

      Aku fans Harpot banget dari dulu, sampai sekarang pun suka. Udah baca novel barunya JK Rowling dengan nama pena Robert Galbraith belum? itu juga kereeeen. Rencananya ada 7 seri juga :)

      Hapus
  6. Kalo aku malah liat filmnya dulu, baru baca bukunya. menurutku, lebih bagus filmnya. mungkin banyak orang kecewa karena dari segi 'nggak sesuai dengan imajinasi'. Jujur saja, kalo harus disesuaikan dengan imajinasi, tiap kepala pembaca punya gambaran yang berbeda-beda. dan versi film harpot menurutku sangat bagus karena aku lihat ada beberapa perbaikan pada plot, dan alur ceritanya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

[Book Review] HOPELESS (Tanpa Daya) - Colleen Hoover

Judul Asli : Hopeless   Penulis: Colleen Hoover   Alih bahasa: Shandy Tan   Editor: Intari Dyah Pramudita   Desain sampul: Marcel A.W   Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama   ISBN: 978-602-03-1201-9   Cetakan pertama 2015   Tebal 496 halaman     Buku ini adalah hadiah dari Giveaway SixPackGiveAway dari Blog-nya Rafian. Ada 6 paket buku yang dibagikan dan aku dapat paket yang berisi 2 buku yang salah satunya adalah novel Hopeless karya Collen Hoover yang akan bahas kali ini. Thx banget atas bukunya : ) Kalau boleh jujur sih, judul, cover dan resensi di sampul belakang novel ini gak cukup membuatku tertarik untuk membelinya karena genre novel seperti ini bukan prioritas utama untuk aku beli. Aku suka romance, young adult , namun gak semua romance aku baca. Aku cenderung pilih-pilih cerita romance yang ingin aku baca karena kadang banyak tema yang hampir sama. Setelah selesai baca, aku pun memutuskan Hopeless ini tergolong bagus, temanya gak