Langsung ke konten utama

A Little Happy Family



Tentang apa tulisan ini? Sebuah keluarga kecil bahagia?
Oh.. tentu saja ini adalah hasil pemikiran (khayalan) ku seorang.
Dan inilah cerita dari saya…

Suatu malam, seorang pemuda sedang dalam perjalan pulang dari kantor menuju tempat tinggalnya (dalam hal ini adalah kost). Sang pemuda ganteng (*ehm) ditengah perjalanan pulang, dia mampir ke sebuah toko roti (sebut saja Holen bekeri).
Sang pemuda memilih beberapa jenis roti dan puding. Setelah membayar di kasir, sang pemuda pun kembali melanjutkan perjalanan pulangnya dengan berjalan kaki. Kebetulan jarak toko roti dan tempat menetapnya tidaklah terlalu jauh.
Naah, dalam perjalanan pulang sambil menenteng roti itulah sang pemuda tampan (*ehm) tiba-tiba kepikiran sesuatu (*menghayal lebih tepatnya).
Sang pemuda membayangkan alangkah bahagianya seandainya makanan (roti dan puding dalam hal ini) yang dibawanya pulang bukan untuk dimakan sendiri, namun dibeli untuk istrinya yang sedang menunggu di rumah dan dimakan bersama. Memikirkan itu, sang pemuda pun tersenyum bahagia apalagi jika disambut dengan wajah ceria (ooooh….).

Lamunan sang pemuda-pun semakin meningkat. Jika pada khayalan sebelumnya hanya ada mereka berdua. Sang pemuda dan istri tercinta. Kali ini sang pemuda membayangkan dia di sambut oleh istri tercinta-nya dan seorang anak yang masih kecil berlari menyambut kepulangan sang ayah dengan wajah gembira. Makanan yang dibawakan sang pemuda pun mereka nikmati bersama dalam suasana kekeluargaan yang begitu indah…

Semakin dekat pemuda tampan (*ehm) itu dari tempat tinggalnya, semakin lebar pula senyumannya memikirkan seandainya khayalan itu menjadi kenyataan.
Sang pemuda pun berharap semoga keinginannya itu dapat terwujud dengan segera. Aamiin…

---

Yaah, ini memang kisah nyata sih.
Pemuda itu adalah saya sendiri dan memang benar bahwa ini terjadi semalam sewaktu dalam perjalanan pulang menuju kost. Aku emang membeli roti, kue, dan puding. Dan pada saat perjalanan pulang itulah tiba-tiba aku kepikiran hal tersebut.
Sebagai pemuda yang memang sudah pantas untuk menikah, tiba-tiba saya menginginkan dan memimpikan hal tersebut.

Sebenarnya hal ini mau aku tulis semalam saja. Namun, karena udah merasa lelah, terpaksa ditunda sampai hari ini. Mengingat lamunanku semalampun sampa sekarang aku kadang-kadang tersenyum sendiri. Sungguh bahagianya jika memilki keluarga kecil yang bahagia. Hahaha…

Komentar

  1. wwaaahh..pemuda yang tampan (*ehm) itu kamu..wkwkwk..amiiin..aku ikut doain juga deh biar doanya sampeyan cepet terwujud.. ^^

    BalasHapus
  2. Rabest - iya. itu aku. wkwkwk *jadi malu
    amiin.. terima kasih doanya.

    BalasHapus
  3. hmm...sudah waktunya kayanya...ayo bergerak mencari...hehehe...:)

    BalasHapus
  4. Fairysha - hehehe, semoga secepatnya (aku juga berharap sih). aamiin...

    BalasHapus
  5. amiiin.... ditunggu undangannya.. ^^


    >>kalau saya mau jadi seniman aja deh. ga usah merid. heheheh (padahal ga ada yang nanya)

    BalasHapus
  6. Huda - emang seniman gak merid? wkwkwk.. ntar nyesel lho.

    Doakan aja secepatnya. hehhe

    BalasHapus
  7. ya ga harus sih. cuma ga mau aja, ahaahahah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

[Book Review] HOPELESS (Tanpa Daya) - Colleen Hoover

Judul Asli : Hopeless   Penulis: Colleen Hoover   Alih bahasa: Shandy Tan   Editor: Intari Dyah Pramudita   Desain sampul: Marcel A.W   Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama   ISBN: 978-602-03-1201-9   Cetakan pertama 2015   Tebal 496 halaman     Buku ini adalah hadiah dari Giveaway SixPackGiveAway dari Blog-nya Rafian. Ada 6 paket buku yang dibagikan dan aku dapat paket yang berisi 2 buku yang salah satunya adalah novel Hopeless karya Collen Hoover yang akan bahas kali ini. Thx banget atas bukunya : ) Kalau boleh jujur sih, judul, cover dan resensi di sampul belakang novel ini gak cukup membuatku tertarik untuk membelinya karena genre novel seperti ini bukan prioritas utama untuk aku beli. Aku suka romance, young adult , namun gak semua romance aku baca. Aku cenderung pilih-pilih cerita romance yang ingin aku baca karena kadang banyak tema yang hampir sama. Setelah selesai baca, aku pun memutuskan Hopeless ini tergolong bagus, temanya gak