Langsung ke konten utama

#cumangomong Nasihat Warren Buffet kepada Anak-Anak Muda



Dahulu kala, beberapa tahun yang lalu. Yaa.. sekitar 7 tahun yang lalu, aku suka baca buku motivasi dan menyukai segala hal yang berbau motivasi hingga akhirnya merasa tidak termotivasi lagi (alias capek).
Capeknya tuh dengan semua hal yang berbau motivasi sampai-sampai menjadi tidak tertarik lagi. Malahan sekarang cenderung menghindar.

Bukannya jenuh sih, tapi mungkin terlalu banyak mengakibatkan perasaan digurui, dan digurui terus-menerus itu rasanya tidak menyenangkan (bagi saya).

Beberapa waktu lalu iseng-iseng bongkar-bongkar file di laptop dan secara tidak sengaja menemukan sebuah file notepad bernama “nasihat”.

Apa ini?

Tentunya penasaran dong apa isinya, karena file ini bisa dibilang cukup lama mungkin sekitar 4 tahun yang lalu. Ketika akhirnya aku membuka file tersebut, ternyata isinya adalah tulisan berikut ini :

**
Warren Buffet memberi nasehat untuk anak-anak muda: "Jauhkan dirimu dari pinjaman bank atau kartu kredit dan berivestasilah dengan apa yang kau miliki serta ingat :

a.      Uang tidak menciptakan manusia, manusialah yang menciptakan uang.
b.      Hiduplah sederhana sebagaimana dirimu sendiri.
c.     Jangan melakukan apapun yang dikatakan orang, dengarkan mereka, tapi lakukan apa yang baik saja.
d.     Jangan memakai merk, pakailah yang benar-benar nyaman untukmu.
e.     Jangan habiskan uang untuk hal-hal yang tidak benar-benar penting.
f.     Jika itu telah berhasil dalam hidupmu, berbagilah dan ajarkanlah pada orang lain.*

"Orang Yang Berbahagia Bukanlah Orang Yang Hebat Dalam Segala Hal, Tapi Orang Yang Bisa Menemukan Hal Sederhana Dalam Hidupnya dan Mengucap Syukur.”
 
**

Aku ingat betul tulisan ini karena aku suka (sangat) apa yang tertulis dan makna yang terkandung di dalamnya. Aku lupa dapat tulisan ini dari mana. Benar-benar lupa dan gak ada ide sama sekali. Apakah dari blog, buku, e-book, atau entahlah dari mana?

Mengapa aku menyukai tulisan tersebut? Ada beberapa alasan sih.
  1. Tulisan itu berisi nasihat dan tidak terkesan menggurui, tapi lebih ke arah mengingatkan (beda lho yaa..)
  2. Pada waktu aku mengutip tulisan tersbut, aku merasa ‘agak’ tersindir, atau mungkin tepatnya pas banget momennya pada saat memulai kehidupan baru dengan orang-orang sekitar yang 'lebih'. Apalagi masa-masa ketika akhirnya bisa menikmati uang penghasilan sendiri yang jumlahnya lumayanlaaah :)
  3. Sampai kapanpun tulisan ini akan tetap bermanfaat dan sebagai pengingat apabila ada ketidakpuasaan atau kegundahan ketika menghadapi masalah duniawi yaitu materi – yeah, aku pernah berada dalam fase atau keadaan tersebut.
Coba bahas satu-persatu ah...

Jauhkan dirimu dari pinjaman bank atau kartu kredit dan berivestasilah dengan apa yang kau miliki

Hindarkan dirimu dari pinjaman bank? Ah, ini mungkin untuk suatu hal yang berkaitan dengan konsumsi. Karena, kalo seperti aku yang kerja sebagai PNS (sekarang) yang gaji (alhamdulillah) cukup untuk hidup sehari-hari bersama keluarga, kalau mau punya rumah, tanah dll dan tidak mengandalkan pinjaman bank ya sampai tua mungkin bakal susah banget untuk punya. Tapi, kalu pinjam di bank untuk belanja barang konsumsi, hura-hura, liburan, kalo emang tidak punya dana lebih memang sebaiknya jangan.

Kartu kredit pun begitu. Manfaat kartu kredit pun sebenarnya banyak, tapi kalau tidak bijak dalam penggunaannya ya akan jadi bumerang bagi diri-sendiri. Aku sendiri belum punya kartu kredit, karena memang belum merasa butuh, dan dengan keadaan sekarang aku mengkhawatirkan gak bisa bayar cicilan kalau tiba-tiba khilaf dalam penggunaannya (khilaf – istilah yang aku pakai bareng temen-temen dulu kalau tiba-tiba belanja barang yang banyak, cukup mahal dan gak butuh-butuh amat)

Investasi? Yap, itu sih emang penting, Tapi memang sebaiknya menggunakan apa yang kau punya. Apapun bentuk investasi, banyak kok, coba saja yang menurut diri sendiri cocok. Aku? Investasi? Belum terlalu mahir sih, tapi akan terus belajar.

Uang tidak menciptakan manusia, manusialah yang menciptakan uang

Ini sih bagiku cukup jelas ya. Janganlah jadikan uang itu sebagai Tuhan (atau segalanya). Jangan sampai uang yang mengatur hidupmu dan diperbudak oleh uang. Sangat boleh dan memang kebutuhan untuk mencari dan mendapatkan uang untuk hidup, tapi ingat seperti kalimat sebelumnya. 
Taruh uang di genggamanmu tapi jangan di hatimu (modifikasi suatu kutipan sedikit. Hehehee..)

Hiduplah sederhana sebagaimana dirimu sendiri.

Aku suka banget yang ini. Dalam agama Islam sendiri memang dianjurkan hidup sederhana dan selalu bersyukur dengan semua apa yang kita miliki. Jangan lupa berbagi, jangan boros, jangan sombong, jangan berfoya-foya untuk suatu hal yang tidak memberikan manfaat. Dsb. Dsb.

Jangan melakukan apapun yang dikatakan orang, dengarkan mereka, tapi lakukan apa yang baik saja.

Ini salah satu intinya, jadilah diri sendiri. Dengarkan nasihat orang, dengarkan perkataan orang walaupun itu menyakitkan. Ini juga mengacu kepada pengendalian diri dan kesabaran. Apapun kata orang, sebanyak apapun, secerewet apapun, sebaik dan sejelek apapun, jangan terima semua bulat-bulat. Pilih yang baik, pilih yang gampang kau lakukan dan berusahalah yang terbaik J

Jangan memakai merk, pakailah yang benar-benar nyaman untukmu.

Ini berkaitan dengan barang konsumsi dan yang kita pakai sehari-hari. Pakaian dan perlengkapannya, gadget, mungkin ini yang paling mendekati. Harga dan kualitas emang tidak pernah bohong, berkaitan erat. Harga-harga barang yang mahal emang cenderung awet, kualitas bagus, enak dipakai (eh, tapi kalau masalah enak dipakai mungkin tidak berlaku untuk semua orang).

Apabila memang tidak punya dana lebih untuk membeli barang bagus yang harga mahal, ya jangan paksakan diri. Jangan sok-sokan mau gaya tapi akhirnya menyusahkan diri sendiri. Misalnya untuk pakaian, belilah sesuai kebutuhan, harga yang murah dengan model cukup bagus pun banyak, gak harus mahal. Lagipunya pilihlah yang nyaman dipakai oleh diri sendiri, barang A yang mahal dipake orang lain belum tentu cocok dan nyaman dipakai sendiri. Ingat itu (sambil nunjuk diri sendiri) :P

Jangan habiskan uang untuk hal-hal yang tidak benar-benar penting.

Udah dibilangin tadi, jangan boros, jangan hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Jangan lupa untuk berbagi juga ya. Hidup sederhana, qanaah, syukuri apa yang kau punya, jangan selalu melihat yang di atas, tapi jangan lupakan juga yang di bawah.

Jika itu telah berhasil dalam hidupmu, berbagilah dan ajarkanlah pada orang lain

Jangan lupa berbagi. Berbagi itu indah dan menyenangkan. Hidup itu tidak sendiri, dan jangan simpan kebaikan itu untuk diri sendiri :)

"Orang Yang Berbahagia Bukanlah Orang Yang Hebat Dalam Segala Hal, Tapi Orang Yang Bisa Menemukan Hal Sederhana Dalam Hidupnya dan Mengucap Syukur.”

Makna kesimpulannya sudah cukup jelas ya. Jangan Cuma diingat tapi diaplikasikan juga ke dalam hidup sehari-hari ya (sambil nunjuk diri sendiri lagi).

---

Btw, tiba-tiba ngerasa jadi bijak begini ya?
Hahaa.. gak apalah, gak ada salahnya berbagi dan mengungkapkan isi hati serta mengingatkan diri sendiri (dan bersyukur kalau siapaun yang baca bisa mendapatkan sesuatu yang baik juga dari tulisan ini).

Gak ada yang sempurna di dunia ini, aku dengan segala ke-aku-anku juga pun begitu. Tulisan ini pun begitu. Siapapun yang membacanya, aku ucapkan terima kasih dan maaf apabila ada tulisan yang terkesan menggurui dan ada yang tidak tepat sehingga menyinggung hati. Tapi, tetap saja semoga tulisan ini bermanfaat :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

[Book Review] HOPELESS (Tanpa Daya) - Colleen Hoover

Judul Asli : Hopeless   Penulis: Colleen Hoover   Alih bahasa: Shandy Tan   Editor: Intari Dyah Pramudita   Desain sampul: Marcel A.W   Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama   ISBN: 978-602-03-1201-9   Cetakan pertama 2015   Tebal 496 halaman     Buku ini adalah hadiah dari Giveaway SixPackGiveAway dari Blog-nya Rafian. Ada 6 paket buku yang dibagikan dan aku dapat paket yang berisi 2 buku yang salah satunya adalah novel Hopeless karya Collen Hoover yang akan bahas kali ini. Thx banget atas bukunya : ) Kalau boleh jujur sih, judul, cover dan resensi di sampul belakang novel ini gak cukup membuatku tertarik untuk membelinya karena genre novel seperti ini bukan prioritas utama untuk aku beli. Aku suka romance, young adult , namun gak semua romance aku baca. Aku cenderung pilih-pilih cerita romance yang ingin aku baca karena kadang banyak tema yang hampir sama. Setelah selesai baca, aku pun memutuskan Hopeless ini tergolong bagus, temanya gak