My Book |
The 100-Year-Old Man Who Climbed Out Of The Window And Disappeared
Pengarang : Jonas Jonassson
Alih Bahasa : Marcalais Fransisca
Penerbit
Bentang (PT Bentang Pustaka)
Tebal Viii + 508
halaman
ISBN
978-602-291-018-3
Cetakan keenam, Juni 2015
Soft cover
“Segala sesuatu
berjalan seperti apa adanya, dan apapun yang akan terjadi, pasti terjadi.”
Sinopsis
Allan Karlsson hanya
punya satu jam sebelum pesta ulang tahunnya yang keseratus dimulai. Wali Kota
akan hadir. Pers akan meliput. Seluruh penghuni Rumah Lansia juga ikut
merayakannya. Namun ternyata, justru yang berulang tahunlah yang tidak berniat
datang ke pesta itu.
Melompat lewat
jendela kamarnya, Allan memutuskan untuk kabur. Dimulailah sebuah perjalanan
luar biasa yang penuh dengan kegilaan. Siapa sangka, petualangan itu menjadi
pintu yang akan mengungkap kehidupan Allan sebelumnya. Sebuah kehidupan di mana
– tanpa terduga – Allan memainkan peran kunci di balik peristiwa penting pada
abad kedua puluh. Membantu menciptakan bom atom, berteman dengan Presiden
Amerika dan tiran Rusia, bahkan membuat pemimpin komunis Tiongkok berutang budi
padanya! Siapa sih, Allan sebenarnya?
--
Dari sinopsisnya
sendiri novel ini terdengar menarik. Jawabanku sih novel ini memang menarik,
segar, penuh kejutan, penuh petualangan yang lucu, konyol, dan absurd!
Premisnya tentang
seorang kakek yang berusia satu abad kabur dari rumah lansia, kabur dengan memanjat jendela danmasih menggunakan sandal tidur. Bayangkanlah seorang kakek tua banget (100 tahun bo') memanjat dan memulai petualangan. Apa sih
yang bisa dilakukan oleh seorang kakek seratus tahun? Ah, palingan sebuah
kekonyolan-kekonyolan karena kebodohan si kakek (humor slaptick). Petanyaan dan
perkiraan yang akan terjadi itulah yang terlintas pertama kali dalam benakku sebelum akhirnya
memutuskan untuk membeli novel ini dan membacanya.
Tapi, tentu saja aku salah besar!!!
Tapi, tentu saja aku salah besar!!!
Novel ini
menceritakan 2 bagian kisah hidup tentang Allan Karlsson yang berumur seratus
tahun yang kabur memulai petualangan dan kisah masa lalu Allan ketika masih
muda sampai hari di mana dia memutuskan untuk kabur.
Kalau dibagi sih
sekitar 30% menceritakan tentang petualangan Allan berusia seratus tahun yang
kabur dan 70% nya adalah kisah tentang masa lalu Allan – yang tentu saja bukan
kakek biasa. Dari sinopsisnya sendiri pasti sudah ketahuan kalau Allan bukan
seorang kakek seabad yang merepotkan.
Kisah kaburnya Allan
secara tidak sengaja membawanya ke petualangan yang mengasyikkan karena melibatkan
koper yang berisi uang yang sangat banyak, kelompok penjahat “Never Again”,
penjahat kecil-kecilan yang tidak sengaja ditemuinya, penjual hot dog, seorang janda jelita dengan seekor anjing dan
gajah (iya, GAJAH!), seorang pebisnis yang ‘sukses’ dan religius, seorang
polisi kesepian dan jaksa. Petualangan mereka penuh dengan kejadian yang konyol, kebetulan, dan bisa dikatakan penuh dengan keberuntungan.
Kisah masa lalu Allan
bagian awal sih rasanya masih kurang menarik dan kurang menghentak, jadi ketika
membaca masa lalu awal petualangan Allan Karlsson aku gak sabar untuk
melanjutkan kisah Allan seratus tahun yang menurutku lebih menarik. Aku katakan kurang menarik sih karena Allan yang seorang tukang rakit bom belum menunjukkan kepolosan, kepintaran, kebodohan, ataupun kekonyolannya.
Namun, (lagi-lagi) aku salah.
Ternyata semakin banyak kisah masa lalu Allan diceritakan dan terkuak, justru
pengalaman hidupnya semakin menarik dan membuatku semakin penasaran. Apa lagi
sih yang bakal dilakuin sama si Allan ini.
Kejutan apa lagi?
Kekacauan apa lagi?
Petualangan apa lagi?
Yap, kisah masa lalu
Allan semakin menarik setiap lembarnya.
Siapa sangka Allan
yang berprinsip “yang terjadi, terjadilah. Jangan terlalu dipikirkan dan jangan
terlalu dipusingkan” menjalani petualangan yang sangat menakjubkan. Dari
sinopsisnya saja dapat dibayangkan berapa banyak tokoh penting dan negara yang
dipengaruhi oleh Allan secara langsung maupun tidak. Bagian prinsip hidup Allan
yang seperti ini, tidak cemas akan hal yang mungkin terjadi, selalu yakin dan
berpikir positif, dan membiarkan hal mengalir apa adanya adalah bagian yang aku
suka.
Ada satu kisah
petualangan Allan yang membuatku cukup terkejut dan terkesan, yaitu ketika
Allan memutuskan ‘berlibur’ di Bali – Indonesia. Wow, gak sangka ternyata
Indonesia salah satu negara yang disinggung dalam novel ini menjadi bagian
dadri petualangan Allan.
Ketika Allan dan
Herbert (saudara Einstein - iya Albert Eninstein yang terkenal jenius itu) bertemu dengan Amanda (sebut saja namanya seperti
itu) gadis Bali yang bodoh dan idiotnya gak ketulungan, kejadian yang ada
sangat menggelikan tapi sekaligus miris. Aku bilang miris sih karena
penggambaran tentang kondisi politik Indonesia dengan praktek suap-menyuap,
kelakukan pejabat, kepentingan-kepentingan yang yang mempengaruhi digambarkan
cukup akurat. Duh, membacanya ketawa sambil meringis karena malu. Oh,
Indonesiaku, apakah memang seperti ini dunia memandangmu?
Tapi, kisah di Bali
dan yang berhubungan dengan Indonesia adalah satu bagian yang sangat lucu.
Kisah dalam buku ini
sebenarnya bisa dibilang ‘agak’ berat karena unsur politiknya sangat terasa dan
cukup dominan. Bagi yang tidak tertarik politik (seperti aku) sih kadang bikin
bosan dan baca sambil lalu saja. Karena sama seperti Allan yang tidak peduli (tidak
minat) dengan pembicaraan politik, begitu pula denganku, aku juga gak bisa
konsentrasi kalau diajak berbicara politik. Walaupun tema politiknya cukup
banyak, tapi buku ini tetap saja lucu.
Banyak hal yang masih diceritakan tentang kisah Allan di berbagai negara di belahan dunia ini. Review ini hanya mengulas sedikit sekali dari petualangan Allan yang penuh keseruan. Buatlah dirimu kagum, terkejut, sekaligus tertawa geli akan kisah Allan - si pembuat bom karya Jonas Jonasson sang penulis dari Swedia ini.
Akhir kata, novel ini recommended :)
Akhir kata, novel ini recommended :)
Nilai : 3,75/5
Komentar
Posting Komentar