Judul Buku : Nobody’s Baby But Mine – Calon Ayah Untuk
Bayiku
Judul Asli : Nobody’s Baby But Mine
Pengarang : Susan Elizabeth Phillips
Penerjemah : Dewi Sunarni
Penerbit : Gagas Media
Tebal :
viii + 548 halaman
Cetakan Pertama, 2012
ISBN 979-780-569-7
Akhirnya setelah sekian lama aku
bisa menyelesaikan membaca novel hanya dalam jangka waktu 2 hari. Prestasi
tersendiri nih mengingat kesibukan dan mood yang sering hilang untuk membaca
buku dan itu berlangsung sudah cukup lama. Horraaaay...
Novel Nobody’s Baby But Mine ini
kebetulan aku lihat di antara deretan buku dalam lemari. Aku ambil kemudian
baca sinopsis di sampul belakang. Wah, sepertinya menarik juga nih (pikirku),
akhirnya aku putuskan untuk dibaca. Novel ini kata istriku sih dibeli karena
lagi diskon (diobral sih lebih tepatnya) karena, kalau gak salah, harganya
hanya lima ribu rupiah. Wow, murah banget. Hahaha...
Oke, cukup basa-basinya. Saatnya
untuk mengulas novel Nobody’s Baby But Mine (NBBM) ini. Untuk selanjutnya kita
sebut saja NBBM biar lebih ringkas nyebutnya.
NBBM ini bercerita tentang
seorang profesor, ahli fisika, bernama Dr. Jane Darlington yang sangat
menginginkan seorang anak. Mengingat umurnya yang sudah tidak muda lagi (sudah
kepala tiga) keinginan untuk mempunyai seorang anak dar rahimnya sendiri
semakin menggebu-gebu. Namun, untuk mendapatkan anak tentu saja harus ada pria yang
akan membuahinya dan Jane tidak mau sembarangan dalam memilih ayah dari calon
anak yang diinginkannya.
Dr. Jane adalah seorang yang
pintar, jenius bahkan, dan memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan akibat
kurangnya perhatian keluarganya (terutama ayah) dan perlakuan orang-orang
sekitarnya akibat dari kepintarannya. Oleh karena itu, dia ingin seorang pria
yang sehat, latar belakang bagus, dan tidak pintar – katakan saja bodoh – untuk
menjadi ayah dari anaknya. Pria tidak pintar dimaksudkan agar anaknya lahir
dengan kecerdasan biasa saja dan bukannya seorang anak yang pintar. Alasan
kenapa dia tidak ingin anaknya adalah seorang yang pintar adalah karena dia
tidak ingin anaknya mengalami nasib yang telah dialaminya.
Kebetulan dia bertemu dengan
Jodie – seorang pelayan bar – yang berkunjung ke rumahnya untuk meminta kopi
dan kebetulan sedang mencari seorang wanita panggilan berkelas untuk hadiah
ulang tahun seorang atlit football Cal
Bonner – yang terkenal dan sudah tidak muda lagi karena berumur 36 tahun. Jodie
dimintai bantuan oleh rekan-rekan tim Cal
di club Chicago Stars untuk mencarikan wanita yang cukup dewasa karena
sudah lama Cal tidak berhubungan serius dengan seorang wanita sejak ditinggal
oleh pacarnya yang masih muda. Cal memang cenderung mengencani wanita yang
masih muda (di bawah 22 tahun).
Setelah merasa Cal adalah pria
yang cocok menjadi ayah anaknya – karena dianggap bodoh oleh Jane, berkat
bantuan Jodie, Jane pun menjadi hadiah ulang tahun bagi Cal dengan berpura-pura
menjadi wanita panggilan berkelas dengan nama Rosebud (nama yang aneh – seperti
nama untuk seorang penari telanjang). Tapi, yang tidak diketahui Cal adalah
bahwa Jane hanya memanfaatkan dia hanya untuk memperoleh seorang anak ‘semprna’
tanpa mau ikatan apapun dengan Cal atau pria manapun.
Setelah mengalami malam yang
panas, yang terjadi 2x karena ternyata Jane tidak hamil pada hubungan yang
pertama dan Cal merasa penasaran tentang jatidiri Rosebud akhirnya Jane pun
hamil. Namun, begitu Cal Bonner tahu bahwa dia hanya dimanfaatkan oleh Jane
hanyak untuk proyek mendapatkan anaknya membuatnya marah besar. Cal pun
menuntut Jane agar menikahinya karena dia tidak ingin anaknya menjadi ‘anak
haram’ tanpa seorang ayah.
Cal menuntut Jane melalui
pengacaranya, memaksanya untuk menikah, dan berencana untuk membalas semua
perbuatan Jane terhadap dirinya. Pernikahan mereka bukan pernikahan yang ideal.
Menikah secara sembunyi, Jane diasingkan ke rumah di kota kelahiran Cal,
dijauhkan dari kerabatnya dan berencana akan menceraikan jane suatu hari nanti.
Lalu apa yang akan terjadi antara
mereka berdua?
Akankah mereka akan terus saling
menyakiti dan membalaskan rasa sakit hati mereka?
Atau bagaimanakah kisah ini akan
berakhir? Tentu saja jawaban dapat diketahui dengan membaca novel ini sampai
selesai. Hahaha...
Dari sinopsisnya tentu saja genre
novel ini adalah romance. Tema cerita
yang diangkat sih bukan sesuatu yang baru. Tentang benci dan cinta serta segala
problema yang menjadi bumbu-bumbu yang membuat suatu hubungan lebih berasa. Walaupun
bukan tema yang baru, tapi seenggaknya ceritanya masih lebih menarik
dibandingkan cerita ftv yang sering diputar sama stasiun tv negara kita yang
temanya hampir sejenis semua. Hahaha...
Ending cerita bergenre cinta seperti ini pun bisa dengan mudah
ditebak. Tapi yang cukup menarik dari NBBM ini adalah jalinan kisah dan konflik
yang membawa cerita menuju akhir yang sudah kita tahu akan seperti apa.
Salah satu hal yang menarik
selain konflik antara Cal dan Jane adalah cerita tentang keluarga Cal sendiri.
Orang tua Cal – Jim dan Lynn – ternyata memiliki kisah dan masalah yang menarik
juga dan menjadi kisah pelengkap dan selingan yang bagus. Aku suka dengan kisah
mereka.
Ceritanya bisa dibilang klise
sih, tapi justru kadang yang klise itu menarik dan aku suka. Kisahnya dibuka
dengan kocak, begitu pula cerita dalam tiap bab-nya.
Romance merupakan salah satu genre yang aku sukai juga. Unik dan
seru aja sih membaca cerita tentang hubungan antar manusia yang selalu ada
konflik. Selain itu, dari kisah mereka dapat memberi gambaran tentang hubungan
antara dua insan dan orang-orang di sekitarnya.
Lagipula akhir-akhir ini, buku
yang aku baca kebanyakan bertema fantasi, young
adult, misteri, thriller, dan action
jadi ketika membaca genre romance
rasanya lebih fresh gitu. Hehehe...
Novel NBBM ini menarik dan asyik
di baca, tapi ada hal yang sangat mengganggu yaitu terjemahan yang berantakan.
Bab-bab awal sampai pertengahan sih masih enak dibaca karena terjemahannya
masih bagus, namun menjelang bab-bab akhir (sekitar 5 bab terakhir – kalau
tidak salah ingat) terjemahannya semakin kacau. Kalimatnya terasa aneh,
dialog-nya jadi terkesan gak nyambung, dan banyak kata-kata yang salah dalam
penulisannya akibat salah huruf, ada huruf yang dipangkas, adapula yang
kelebihan huruf.
Nah, kualitas terjemahan yang
kacau ini jadi mempengaruhi kenikmatan membaca. Kelucuan, keseruan, dan konflik
yang menarik yang dibangun di bagian awal terasa sia-sia karena bagian akhir
yang gak enak dibaca. Feel-nya jadi
hilang. Aku sendiri membaca tiga bab terkahir dengan tergesa-gesa, asal baca
dan rasanya gak puas. Hal ini sangat disayangkan sih.
Cukup sekian lah ya review singkatnya.
Oia, sebagai penutup. Novel NBBM
ini sebenarnya dikhususkan untuk dewasa dan sebaiknya diberi label keterangan
DEWASA di bagian sampulnya. Sayangnya sih gak ada keterangan yang menjelaskan
hal tersebut di sampulnya. Hal ini aku sarankan karena cukup banyak adegan yang
disampaikan hanya untuk konsumsi dewasa dan tidak baik untuk para remaja
(terutama pelajar) – cukup vulgar lah . Yaaaa.. ratingnya 18+ lah ya.
Nilai : 3/5
*sebenarnya sih, novel ini
berpotensi untuk dapat rating 3,5/5 dariku, tapi terjemahan yang kacau
mengurangi nilai novel ini sebesar 0,5 poin.
Komentar
Posting Komentar