Langsung ke konten utama

Menghapus Ingatan Untuk Membunuh Hati


Menghapus Ingatan Untuk Membunuh Hati

Telah kurasakan sakitnya ditinggalkan
setelah kau meninggalkanku tanpa kusadari rasa itu...

Dan kuputuskan tuk membunuhmu dari ingatanku
setelah menyadari aku kehilanganmu...

Telah kurasakan baik-baik saja di hatiku
setelah kubisa melepasmu untuk selamanya
Walaupun kau selalu berada di sekitarku...

Namun kini "dia" datang kembali
rasa itu yang membunuhku perlahan-lahan
karena kenyataan yang mengingatkanku 
bahwa tidak akan pernah lagi kan kembali seperti dulu kebersamaan kita
Tak mudah menghapus ingatan untuk membunuh hati dan melupakanmu


---------------

Puisi di atas auranya kok galau ya? Hehe..
Sebenarnya puisi di atas adalah karyaku sendiri yang sama sekali lupa kapan aku tulis (lebih tepatnya - lupa pernah menulis puisi ini).
Siang tadi bersih-bersih email (gmail) sekalian liat pesan-pesan yang udah lama dan masih penting untuk disimpan. Secara kebetulan, lihat email notifikasi dari situs www.kemudian.com yang berisikan ke-vakum-anku yang cukup lama di situs tersebut. Nah, justru tadi siang setelah membaca email tersebut aku juga baru ingat tentang kemudian.com yang dulu sempat menjadi tempat (iseng-iseng) menulis.
Tertarik untuk membuka akun-ku, maka aku pun meminta ganti password (karena lupa) dan kemudian membaca tulisan-tulisanku yang ada di sana. Ternyata kebanyakan berisi puisi (puisi cinta yang biasa aja sih). Memang aku akui aku gak bisa bikin puisi sih :P

Puisi "Menghapus Ingatan Untuk Membunuh Hati" ini adalah tulisan terakhir yang aku post - tertanggal Mei 2010 (wow! selama itukah?)
Begitu membaca puisi ini yang terlintas di pikiranku adalah, "lho? emang pernah ya aku bikin puisi kaya gini? kapan?". Mencoba mengingat namun tetap merasa aku gak pernah menulis puisi ini. Mungkin iya, tapi lebih ke arah ragu-ragu.

Walaupun aku sama sekali lupa telah menulis puisi ini, namun entah kenapa aku langsung merasa bahwa ada beberapa alasan yang sangat masuk akal (tiba-tiba teringat dan rasanya emang cocok) di balik terciptanya puisi ini. Alasannya adalaaaaah....

1. Puisi ini terinspirasi oleh film "Eternal Sunshine of The Spotless Mind" - sebuah film (keren) tentang pasangan yang melakukan sesuatu untuk menghilangkan ingatan mereka tentang kenangan mereka satu sama lain karena hubungan mereka yang mulai hambar. Namun, ternyata takdir mempertemukan mereka kembali...
Kira-kira begitulah inti filmnya. Cerita detailnya sudah agak lupa sih, soalnya udah lama banget ditontonnya.
btw, filmnya keren lho. Recommended buat ditonton (bagi yang belom nonton)

2. Mungkin karena pernah merasa ditinggalkan oleh sahabatku yang menikah, merasa kehilangan seorang sahabat. kehilangannya sih karena mungkin gak bakalan sama pertemanan kami sebelum dan setelah dia menikah (alasan yang agak dibuat-buat sih sebenarnya). Hehehe...

Begitu aja sih cerita dibalik puisi di atas. Tapi, walopun tulisan ini berakhir, masih kepikiran sih kapan tepatnya puisi ini aku tulis :D

Komentar

  1. itu ga pernah tayang di tipi ya?
    semoga ntar tayang..amin #pengennonton

    BalasHapus
  2. Huda > Hohoho juga
    #segitu doang balesannya

    Yen > Kurang tau juga si ya kalo di tipi pernah tayang ato gak.
    tapi filmnya bagus lho. Beda aja sama film lainnya bertema drama romantis gitu :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

[Book Review] HOPELESS (Tanpa Daya) - Colleen Hoover

Judul Asli : Hopeless   Penulis: Colleen Hoover   Alih bahasa: Shandy Tan   Editor: Intari Dyah Pramudita   Desain sampul: Marcel A.W   Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama   ISBN: 978-602-03-1201-9   Cetakan pertama 2015   Tebal 496 halaman     Buku ini adalah hadiah dari Giveaway SixPackGiveAway dari Blog-nya Rafian. Ada 6 paket buku yang dibagikan dan aku dapat paket yang berisi 2 buku yang salah satunya adalah novel Hopeless karya Collen Hoover yang akan bahas kali ini. Thx banget atas bukunya : ) Kalau boleh jujur sih, judul, cover dan resensi di sampul belakang novel ini gak cukup membuatku tertarik untuk membelinya karena genre novel seperti ini bukan prioritas utama untuk aku beli. Aku suka romance, young adult , namun gak semua romance aku baca. Aku cenderung pilih-pilih cerita romance yang ingin aku baca karena kadang banyak tema yang hampir sama. Setelah selesai baca, aku pun memutuskan Hopeless ini tergolong bagus, temanya gak