Langsung ke konten utama

The Brain is Wider than The Sky


Menyambut berakhirnya bulan Maret (gak ada yang spesial sih dengan bulan ini), kita rayakan dengan segelas es teh manis dan sepiring ubi rebus.
Ah, sebenarnya saya bahagia karena sebentar lagi gajian (senang banget rasanya dapat duit). Akhir-akhir ini sedang sibuk lagi makanya jarang posting *alasan lagi

Selagi saya lupa waktu itu sedang ngapain, tiba-tiba aku menemukan sebuah dokumen yang berisi sebuah puisi yang sudah cukup lama aku simpan. Kurang lebih aku membacanya 5 tahun yang lalu.

Sebuah puisi yang begitu bagus (menurutku) namun terus terang aku gak begitu mengerti maknanya (kan puisi bagus itu gak harus dimengerti yak. Yang penting menurutku keren, makanya jadi bagus. Hehehehe..)

Penasaran sama puisinya? berikut aku copy paste-kan

The Brain is Wider than the Sky

The Brain is wider than the sky,
For, put them side by side,
The one the other will include
With ease, and you beside.


The brain is deeper than the sea,
For, hold them, blue to blue,
The one the other will absorb,
As sponges, buckets do.


The brain is just the weight of God,
For, lift them, pound for pound,
And they will differ, if they do,
As syllable from sound.


Naah, jujur nih ya.
Aku cuma mengerti maksud dari kalimat pertama setiap bait puisi tersebut (kecuali yang kalimat di bait ketiga). Secara gampangnya ya, Otak manusia itu emang spesial, berharga, bernilai dan memang tiada dua-nya.

Otak manusia itu (terutama bagi mereka yang mau berpikir) akan lebih luas dari langit dan akan lebih dalam daripada lautan. nah, karena yang ketiga aku gak ngerti makanya kira-kira apa ya?

Otak manusia itu, jika dipergunakan untuk berpikir maka akan bisa melakukan apa saja, bisa memikirkan apa saja sehingga bisa menaklukkan langit dan bumi.
Lihat, dengar dan rasakan saja apa yang telah dilakukan, ditemukan, dan diciptakan oleh manusia selama beribu tahun ini.
Mau disebutkan? Aku rasa tidak perlu karena kalian bisa mencari sendiri dan tentunya sudah tau walaupun tidak semua kan ya? Hehehee...

Ah, iya. Karena kau gak mau banyak bicara, aku cuma mengatakan jangan pernah lupa kepada Sang Maha Pencipta kita dan ingat selalu untuk bersyukur. Cukup segitu aja deh.

Sebagai penutup, mungkin ada yang mau mengartikan atau menginterpretasikan makna puisi tersebut kepadaku? Aku tunggu dengan senang hati.
Hehehehe =)

Komentar

  1. suka kata2nya 'brain is wider than sky'
    that's right i think
    nyambung ma postinganku yg dulu :p

    BalasHapus
  2. I do always love poem, no matter whether I could understand it ore not, as long as it sounds good in my ear, hehehhe..

    nice poem! mau nyoba cari2 artinya sendiri versi ku ah, :))

    BalasHapus
  3. jadi ingat dengan yang saya baca di bukunya ajahn brahm. Ada seorang guru SD bertanya ke murid-muridnya: apakah yang paling besar di dunia?

    ada yang menjawab rumah, gunung, dan sebagainya.....

    kemudian ada anak perempuan yang menjawab: mata kita-lah yang paling besar! mata kita bisa menangkap gunung, rumah dan benda-benda besar lainnya, berarti mata kitalah yang paling besar.

    >>kemudian dikoreksi lagi>> pikiran kitalah yang paling besar. karena sanggup memikirkan semua yang nyata dan abstrak. yang besar maupun kecil.


    #edisikuliahfilsafat^^"

    BalasHapus
  4. Yen - postingan yang mana? jadi pengen baca postingan yang itu. hehehe..

    Rabest - wah, pecinta puisi ya?

    Huda Tula - wah, bacaanya buku filsafat.
    Kalo puisi ini lupa baca di mana, pengarangnya siapa juga gak tau. hehehe...

    BalasHapus
  5. haha, itu cuma menurutku aja kok :p
    tapi dipikir-pikir rasanya ga juga,haha

    kalo mau liat coba aja cari yg judulnya what's on your mind

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

Our Town (The Town That You Live In - Sebuah nostalgia tentang kampung halaman)

Our Town - James Taylor (Cars OST) Long ago, but not so very long ago The world was different, oh yes it was You settled down and you built a town and made it live And you watched it grow It was your town Time goes by, time brings changes, you change, too Nothing comes that you can't handle, so on you go Never see it coming, the world caves in on you On your town Nothing you can do. Main street isn't main street anymore Lights don't shine as brightly as they shone before Tell the truth, lights don't shine at all In our town Sun comes up each morning Just like it's always done Get up, go to work, start the day, Open up for business that's never gonna come As the world rolls by a million miles away Main street isn't main street anymore No one seems to need us like they did before It's hard to find a reason left to stay But it's our town Love it anyway Come what may, it's our town. *** Saya foto 22/7/2009 setelah