Five Kingdoms #1 feat Doraemon |
Judul asli: Five Kingdoms: Sky Raiders
Penulis: Brandon Mull
Penerjemah: Reinitha Lasmana
Penyunting: Dyah Agustine
Proofreader: Enfira
ISBN: 9789794338971
Tebal 481 halaman
Tebal 481 halaman
Cetakan: Pertama- September 2015
Penerbit: Mizan Fantasi
Sinposis
Pada malam
Halloween, Cole Randolph dan kawan-kawannya mendatangi sebuah rumah hantu di Wilson Street. Mereka berniat ke rumah angker
tersebut karena katanya menawarkan sensasi yang lebih menyeramkan. Mereka
merasa melakukan trick or treat (meminta permen) di
malam Halloween hanya untuk anak-anak dan merasa sudah
cukup besar untuk melakukan hal tersebut (padahal umur mereka sekitar 12
tahun). Namun kunjungan yang awalnya hanya untuk bersenang-senang itu berubah
menjadi bencana ketika kawan-kawan Cole diculik sekelompok orang yang misterius
dan dibawa ke sebuah tempat yang asing. Tanpa pikir panjang, Cole yang secara tak sengaja berhasil sembunyi, mengejar para penculik yang membawa
teman-temannya, dan terdampar di
sebuah tempat asing yang disebut Dunia Perbatasan.
Dunia
Perbatasan berada di antara alam sadar dan alam mimpi, antara kenyataan dan
imajinasi, hidup dan mati. Cole datang ke dunia
perbatasan tanpa tahu sedikit pun tentang dunia tersebut. Tujuannya hanya
menyelamatkan teman-temannya dan pulang ke rumah. Alih-alih membebaskan
teman-temannya yang diculik untuk dijadikan budak, Cole justru tertangkap juga
dan dijadikan budak.
Dalam perjalanan para
penculik menjual Cole dan teman-temannya yang berstatus budak, Cole ternyata
dibeli oleh para perompak langit karena mereka membutuhkan budak baru untuk
suatu pekerjaan. Cole akhirnya menjadi budak dan bekerja untuk Adam Jones, pemilik Pusat Barang Bekas Tepi
Tebing sekaligus ketua Perompak Langit. Tugas Cole adalah melakukan pengintaian untuk
memastikan keamanan istana-istana langit sebelum dijarah oleh anggota kelompok
yang lain.
Di tempat inilah Cole bertemu dengan Mira, seorang budak perempuan yang
punya bakat meminda, Jace, dan Twitch. Berdasarkan infromasi dari Mira, Cole
mengetahui kemungkinan teman-temannya dibawa untuk menjadi budak sang raja.
Dunia tempat Cole berada ternyata sebuah dunia yang di sangga oleh Lima Kerajaan, yang saat ini
keadaannya sedang kacau. Cole mau tidak mau terjebak di dalamnya. Ada lima negara di Perbatasan. Sambria,
Necronum, Elloweeer, Zeropolis, serta Creon. Lalu ada Junction – Persimpangan (tempat Cole berada) yang merupakan ibu kota perbatasanyang terletak di tengah lima kerjaan tersebut.
Pada awalnya setiap kerajaan dipimpin oleh seorang Peminda. Namun, sang Peminda Agung menguasai seluruh
kerajaan tersebut dan para peminda besar lainnya harus tunduk kepada sang
Peminda Agung.
Mira ternyata menyimpan rahasia besar dan bukanlah gadis biasa. Mira meminta bantuan untuk mengembalikan keteraturan di Perbatasan. Peminda Agung juga bukanlah orang baik. Semua kekacauan yang terjadi di
dunia tersebut adalah ulang sang Peminda Agung. Sanggupkah
Cole menerima beban berat ini? Karena sepertinya itu satu-satunya cara dan kesempatan baginya untuk bisa keluar dari Dunia Perbatasan dan menyelamatkan teman-temannya.
…
Dari
info-info yang aku baca, ternyata ini bukan novel fantasi Barandon Mull yang
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sebelumnya ada seri Fablehaven dan Beyonders – yang belum
aku baca. Novel Five Kingdoms – Sky Raiders inilah yang pertama aku baca. Oleh karena itu,
aku belum begitu mengenal gaya bercerita. Sempat was-was
juga sih dunia fantasi yang diciptakan Brandon Mull gak sreg sama seleraku, karena walaupun termasuk penggemar novel
fantasi, tidak lantas semua novel fantasi menarik minat untuk kubaca.
Untuk
sebuah novel fantasi, bisa dibilang kisah Cole, Mira, Jane dan Twitch cukup seru. Dunia yang diciptakan oleh Brandon
Mull cukup seru dan unik juga. Five Kingdoms: Sky Raiders merupakan buku pertama dari rangkain seri Five
Kingdoms yang berjumlah lima seri.
Ada beberapa
imajinasi dalam novel ini yang membuatku terkesan. Aku terkesan
dengan pedang loncat, tali yang
bisa menyesuaikan diri –
fleksibel, selendang merah, panah tanpa busur,
kerajaan langit yang mengapung, dan lainnya. Ide pedang loncat sebagai sebuah senjata/peralatan itu menurutku cukup
unik walaupun ada kemiripan dengan peralatan di
cerita fantasi lainnya. Imajinasi Barandon Mull boleh juga nih. Memang bukan
benar-benar fresh, original, dan sangat kreatif (seperti Harry Potter), namun
aku sangat menikmati dunia rekaan yang diciptakannya dan bisa larut dalam
petualangan di dalamnya.
Selain hal-hal di
atas, aku juga penasaran dengan istilah ‘”pemindaan”
yang ada dalam cerita ini. Peminda adalah
kemampuan menyusun ulang benda-benda dan mengisinya dengan sifat-sifat baru.
Daya pemindai mewujud dengan cara yang berbeda
bagi setiap sosok yang memilih untuk datang ke Perbatasan. Setiap orang dari dunia luar memiliki bakat
pemindaan namun tentu saja berbeda untuk masing-masing orang. Menurut informasi
dari sumber yang terpercaya,
besar kemungkinan Cole memiliki bakan pemindaan dan bisa mengembangkan lebih dari satu jenis bakat
meminda, biasanya bakat tersebut cenderung luar biasa kuat. Hanya saja
kemampuan tersebut akan lama timbulnya. Hal ini disebabkan karena Cole ke dunia perbatasan atas kehendak
sendiri (dengan
sengaja) untuk menolong teman-temannya. Bagiku sih pemindaan
itu seperti campuran bakat kemampuan
penyihir dan seniman.
Aku penasaran
dengan kekuatan pemindaan yang sekiranya dimiliki Cole.
Karena pasti bakatnya itu sesuatu
yang special. Di buku pertama ini bakat tersebut sama
sekali belum kelihatan, jadi semakin menunggu kemunculannya di
buku selanjutnya.
Karakter Cole,
Mira, Jace, dan Twitch cukup menyenangkan. Aku suka interaksi di antara mereka.
Namun yang bikin kurang sreg adalah umur mereka yang (menurutku) masih terlalu
muda untuk bertindak seperti yang diceritakan dalam novel ini. Umur Cole yang
ternyata 12 tahun bagiku sih kurang pas. Seandainya umur mereka 3 – 4 tahun
lebih tua, tentu saja lebih terasa pas meningat pengalaman dan cara berpikir
mereka.
Endingnya
cukup membuat penasaran dan ingin baca buku keduanya The Rogue Knight. Semoga saja segera diterjemahkan dan
diterbitkan dalam tahun ini.
Ada beberapa dialog
novel ini yang aku sukai. Kata-katanya sungguh bijak dan mengajarkan kebaikan.
Salah satunya adalah balasan Mira atas tindakan Jace yang kelewat batas, yaitu:
“Jangan biarkan orang lain menguasaimu. Jangan biarkan dirimu terpancing untuk berbuat bodoh. Biarkan mereka mendapat kemenangan yang tidak berarti. Relakan saja. Berpikirlah yang luas. Mengalahlah untuk menang.”“Harga dirimu tidak tercoreng karena perlakuan orang lain terhadapmu. Harga dirimu tidak tercoreng karena memaafkan orang malang yang tak tahu siapa lawan bicaranya. Tidak juga karena bersikap arif. Atau karena mengalah untuk menang.”
-Mira (Halaman
378)
Nilai : 3,75/5
Komentar
Posting Komentar