THE MARTIAN – Si Penghuni Mars
Judul Asli : The Martian
Penulis : Andy Weir
Alih Bahasa : Rosemary Kesauly
Desain Ilustrasi dan Sampul : Eduard Iwan
Mangopang
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal 520 Halaman
Cetakan Pertama 2015
ISBN 978-602-03-2439-5
SINOPSIS
Enam
sol yang lalu, astronaut Mark Watney menjadi salah satu orang pertama yang
menjejakkan kaki di Mars. Sekarang dia yakin akan menjadi yang pertama mati di
sana. Sol adalah perhitungan hari di Mars. 1 sol sama dengan 24 jam 23
menit waktu bumi.
Pada Sol 6 misi Ares 3, badai yang dahsyat terjadi sehingga para kru terpaksa membatalkan
misi mereka dan kembali ke bumi. Namun apa daya, ketika dalam
perjalanan menuju MAV (Mars Ascent
Vehicle – Kendaraan untuk naik dari Mars) yang akan membawa mereka kembali
ke Bumi, Mark Watney terkena hempasan antena. Bahkan ada bagian antena yang
tertancap. Mark pun ditinggalkan di Mars
oleh rekan-rekannya, yang mengira dia tewas ketika terjadi badai pasir.
Ternyata Mark tidak tewas setelah terhempas dan tertusuk antena,
darah yang mengental ternyata menahan kebocoran udara dari pakaian antariksa
Mark Watney. Sekarang dia sendirian
di Mars. Untung saja Hab (semacam kemah canggih tempat
mereka tinggal) masih berdiri kokoh.
Walaupun Hab masih
berdiri tegak, namun tak ada satu pun sarana untuk mengirimkan sinyal atau
berkomunikasi dengan bumi. Mau tak mau Mark Watney
harus bertahan hidup sampai misi selanjutnya dan tim penyelamat tiba. Persediaan makanan sudah pasti tidak akan cukup
hingga tim penyelamat datang. Sangat mungkin Mark Watney akan menjadi orang
pertama yang tewas di Mars.
Tapi
Mark belum mau menyerah. Berbekal keterampilan teknis dan kreativitasnya—plus
rasa humor yang terbukti menjadi sumber kekuatan terbesarnya—dia memulai misi untuk
bertahan hidup, menanam kentang untuk dimakan, dan bahkan menyusun rencana edan
untuk menghubungi NASA di Bumi. Mark Watney adalah seorang Botanis dan juga
memiliki keahlian dengan mesin (insinyur). Sungguh kedua hal tersebut adalah
hal yang ternyata sangat penting bagi kelangsungan hidupnya di Mars dan Mark
Watney sangat bersyukur akan keahlian tersebut.
Rintangan demi rintangan berhasil diatasinya,
dan Mark mulai yakin dia bisa keluar dari Mars hidup-hidup—tetapi planet ini
ternyata menyimpan banyak kejutan untuknya.
--
Hmm.. gimana ya mereview buku ini? Agak
bingung sih sebenarnya menceritakan
ulang buku ini karena lebih enak dibaca langsung saja.
Membaca novel The Martian ini sungguh mengasyikkan. Bisa dikatakan sebuah pengalaman membaca yang menyenangkan.
Awalnya aku mengira kisah
yang ditawarkan The Martian adalah kisah perjuangan bertahan hidup yang berat,
kelam, dan mencekam. Aku pun menduga-duga akan disuguhkan cerita dengan aksi
spektakuler dan mungkin ditambah sedikit bumbu fantasi (misalnya monster di
Mars atau bencana yang sangat menegangkan). Namun tentu saja aku salah. Membaca kisah Mark di Mars seperti membaca diary seorang ilmuan yang
gemar uji coba dan nekat, serta jurnal-jurnal penelitiannya.
The Martian bisa dikatakan seperti
buku panduan cara bertahan hidup di Mars. Banyak penjelasan ilmiah, baik
Matematika, Fisika, Kimia, Astronomi, Biologi, Botani dan sebagainya. Sungguh sangat
berpotensi menjadi sangat membosankan (terutama bagi yang gak suka membaca
jurnal penelitian atau yang berbau-bau butuh mikir agak berat).
Tapi, ternyata The Martian tidak membosankan
seperti jurnal itu (jurnal penelitian mungkin ada di urutan akhir buku yang ingin aku baca
jika ada di rak bukuku). The Martian, secara mengejutkan dan tidak kuduga, sungguh menyenangkan di baca. Bahkan beberapa kali aku tertawa (beberapa kali sampai ngakak) ketika membaca kisah Mark yang dibuat lucu oleh perbuatan dan perkataan mark sendiri. Memang untuk
penjelasan-penjelasan yang sangat teknis dan terperinci (ya, novel ini sangat
terperinci untuk bagian penjelasan ilmiahnya) terkadang aku membacanya dengan
cepat. Bahkan ada jabaran penghitungan, penjumlahan, cara mendapatkan udara aku
baca sekilas tanpa benar-benar mencoba memahami. Seperti yang dikatakan Watney
dalam buku ini, buat apa kalian pusing-pusing memikirkannya? Dia pun seperti
ngomong kepada pembaca bahwa dia menjelaskaan dengan sederhana aja yang dimengerti
oleh pembaca. Jadi cukup dinikmati saja. Hahaha...
Mark Watney, oleh Andy Weir – sang
pengarang, digambarkan sebagai orang
yang sungguh humoris. Bahkan sifatnya yang menyenangkan adalah kelebihan yang
dimilikinya. Hal inilah yang sangat menolong buku ini untuk jatuh ke dalam
bacaan yang membosankan. Ketika Mark
Watney berbicara kepada dirinya sendiri, atau ketika sedang menyemangati dan
menghibur dirinya, itu sering kali penuh humor.
Membaca bab-bab awal The
Martian bisa dikatakan masih terasa agak datar, belum timbul sesuatu yang wow.
Namun, perlahan-lahan ceritanya menjadi menarik. Selain kisah hidup Mark Watney
yang sendiri di Mars, ada pula cerita tentang NASA dan pihak-pihak yang
terlibat untuk menyelamatkan Watney ketika diketahui bahwa dia selamat. Selain
itu pula, kisah kru Mark Watney lainnya pun mendapatkan porsi cerita yang pas.
Btw, aku membaca The
Martian setelah terlebih dahulu menonton filmnya. Kalau mau membandingkan
keduanya bagus. Baik film dan bukunya sama-sama memuaskan banget dan
masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya.
Buku tentu saja lebih
lengkap dan terperinci daripada filmnya. Karakter Mark Watney pun jauh terasa
lebih lucu dan humoris di bukunya. Di filmnya karakter Watney tidak sekocak
bukunya.
Namun, untuk bagian akhir
cerita, aku lebih menyukai ending versi film. Baik buku maupun film memiliki
ending yang bagus kok, namun bagian akhir di film menurutku lebih emosional.
Ada beberapa bagian yang diubah dan aku lebih menyukainya.
Setelah selesai baca
bukunya, langsung ingin nonton filmnya lagi.
Well, review ini mungkin
tidak memberikan gambaran yang banyak tentang The Martian sendiri. Tapi,
saranku sih, mending langsung ambil buku ini dan segera bacalah. Masuki dan
nikmati petualagan Mark Watney di Mars...
Nilai : 4,5/5
Komentar
Posting Komentar