Railway in Love
Penulis : Viera Fitani
Editor : Afrianty P. Pardede
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Cetakan Pertama November 2015
ISBN 9786020275413
Tebal vi + 237 halaman
Novel ini merupakan
hadiah giveaway dari rangkain
blog tour + giveaway ‘Railway
in Love’ karya Viera Fitani di blognya Atria Sartika. Kebetulan aku menang giveaway tersebut
dan sebagai hadiahnya mendapatkan satu eksemplar novel Railway in Love ini
(ditambah keychain Railway in Love dan sebotol sambal Bu Sandra – yang ternyata
enak).
Nah, pemenang giveaway ini ditentukan berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh Atria di blognya.
Pertanyaan untuk mendapatkan satu eksemplar novel ini adalah :
“Apa pendapatmu tentang orang yang gagal move on?”
Btw, ini nih jawabanku tentang orang yang gagal move on (aku edit sedikit agar kata-katanya lebih mudah dipahami dan lebih teratur)
Pendapat
mengenai orang yang gagal move on?
Aku
adalah orang yang sering naik angkutan umum, termasuk angkot. Menurutku, orang
yang gagal move on itu sering aku analogikan dengan sopir angkot dan
penumpangnya.
Ada
pula sopir angkot yang ngetem sangat lama untuk menunggu penumpang yang tidak
jelas ada atau tidak.
Ada juga
sopir angkot yang rela mundur bekali-kali melihat calon penumpang yang masih sangat
jauh dan belum tentu mau naik angkotnya.
Aku
sering menganggap orang yang gagal move on mirip dengan sopir seperti yang aku
jelaskan di atas. Padahal perjalanan dia mencari penumpang masih panjang. Untuk
apa ngetem lama, menunggu penumpang yang jelas-jelas sudah turun dan berharap
naik lagi, tidak mau menyerah dengan calon penumpang yang gak mau naik
angkotnya? Jelas sekali masih panjang jalan yang akan dia lalui. Masih banyak
calon penumpang lainnya di depan, di seberang jalan, atau di ujung jalan yang
lain yang mungkin saja lebih banyak dan lebih potensial.
Si
sopir melewatkan kesempatan itu, bahkan mungkin tidak memikirkannya. Dia hanya
memikirkan penumpang yang mau dia angkut walaupun ditolak, dan seolah-olah
membiarkan begitu banyak kesempatan (penumpang lain) di depannya. Ah, mungkin
dia tidak peduli.
Orang yang gagal move on itu orang yang rugi. Kalau dia mau berpikir, banyak
hal yang dia lewatkan, rugi banyak, dan membiarkan kesempatan lainnya dirampas
oleh orang lain. Dia tidak tahu banyak hal indah dan kesempatan lain di
depannya, yang menantinya, yang bahkan mungkin saja jauh lebih indah. Tapi, dia
tidak melihat hal tersebut karena orang yang gagal move-on, PIKIRAN, HATI, dan
PANDANGAN-nya selalu berada di masa lalu, enggan menengok ke masa depan, memenjarakan
dirinya tanpa mau menoleh ke depan.
Seperti
ke-egoisan sopir angkot di atas, ada penumpang lain yang gelisah karena harus
menunggu sangat lama. Begitu pula orang yang gagal move-on. Sebenarnya dalam
dirinya terdapat kegelisahan yang banyak, tapi mungkin dia tidak menyadarinya.
Atau mungkin dia tahu, tapi tidak mau peduli yang penting dia menuruti
keegoisannya.
Itulah
pendapatku tentang orang yang gagal move-on.
--
Wah, panjang juga ya jawabanku. Hehehe..
Inspirasinya sih gara-gara sering kesal sama sopir angkot yang
bertingkah seperti itu, apalagi kalau sedang buru-buru. Daripada dongkol, aku
jadi lebih sering melamun dan dapat inspirasi.
“Aku pengennya
perjalanan cintaku itu kayak rel kereta api, meskipun banyak belokan, tapi
nggak pernah putus sampai tujuan...”
-
Andara Riana Rasyid
Nah, Desember kemarin aku membaca novel ini dan langsung habis hanya dalam waktu satu malam saja.
Wah, cepat juga ya?
Alasan simple-nya sih
karena buku ini ringan dibaca, temanya ringan (romcom), bahasanya ngalir lugas, dan lucu. Jadi seru
aja bacanya dan tanpa
sadar sudah habis dalam semalam. Hehehe..
Railway in Love ini bercerita tentang seorang
wanita yang berprofesi sebagai pengacara muda bernama Andara Riana
Rasyid. Andara punya bos bernama Harsya
Brataman. Nah, bos Andara ini orangnya ganteng, kalem, keren, pokoknya idola
para wanita deh. Apalagi di kantor juga banyak yang suka sama Harsya dan begitu
pula dengan Andara.
Rasa suka Andara terhadap Harsya, bosnya, rupanya bukanlah cinta
bertepuk sebelah tangan. Harsya juga menyukai Andara, namun ternyata Harsya
masih berusaha untuk lepas dari masa lalunya a.k.a berusaha move on dari mantan tunangannya yang
meninggalkannya hanya karena ingin melanjutkan studi ke luar negeri.
Secara kebetulan Andara dimintai tolong oleh Harsya untuk menangani
kasus sahabat baiknya, Ribeldi Bimantara (Ibel). Ibel seorang yang kaya raya,
keren, idola para wanita, namun juga playboy abis. Ibel tersangkut masalah
karena tuntutan dari seorang wanita yang sedang hamil dan mengaku bahwa anak
tersbut adalah anak Ibel.
Andara pun menangani kasus tersebut, namun sepertinya menyesal telah
menerima kasus tersebut karena Ibel ternyata bukan cuma playboy, namun ditambah
dengan sifat angkuh, sombong, mesum, menyebalkan.
Masalah pun mulai timbul ketika Harsya dan Andara akhirnya semakin
dekat dan jadian. Ibel semakin akrab dan mulai menunjukkan kepedulian terhadap
Andara. Ibel pun begitu mempercayai Andara untuk menyelesaikan kasusnya.
Di saat Andara tengah merasakan kebahagiaan bersama Harsya, sang masa
lalu dari kehidupan Harsya pun muncul. Sang mantan tunangan yang jauh lebih
sempurna dari Andara kembali membuat Harsya bingung untuk menentukan sikap.
Andara tentu saja tidak mau digantung oleh Harsya, apalagi Harsya
semakin menunjukkan kepedulian terhadap mantan tunangannya. Harsya seperti
seorang laki-laki yang ingin bersama Andara, namun tidak bisa melupakan masa
lalunya.
Andara tentu sakit hati dong diperlakukan seperti ini. Nah, di saat
maslah inilah Ibel justru semakin peduli terhadap Andara. Andara pun merasa
semakin nyaman bersama Ibel. Andara merasa ada yang aneh dengan dirinya. Andara
pernah bersumpah untuk tidak akan tergoda dan jatuh cinta kepada lelaki
playboy, mesum, dan menyebalkan seperti Ibel. Namun, hati tidak bisa dibohongi,
semakin dia merasa sakit hati karena Harsya, semakin Ibel membuatnya nyaman, semakin
pula dia merasakan sesuatu perasaan cinta kepada Ibel.
Lalu, bagaimana akhir kisah ini? Baca sendiri saja deh ya. Hehehe...
Railway in Love ini
dari segi cerita sih tergolong standar ya. Tidak ada hal yang baru yang
ditawarkan. Cewek yang jatuh cinta dengan playboy yang menyebalkan dan
angkuh – musuhan dulu kemudian
suka – walaupun sebelumnya suka dengan cowok yang dia idam-idamkan karena
terlihat sebagai cowok baik-baik. Jangankan novel romcom, ftv aja banyak yang
alurnya seperti ini. Tapi ya gak masalah asal ceritanya bagus dan seru.
Membaca setengah, ah,
seperempat bagian bukunya saja deh, sudah psti
ketahuan akhir ceritanya seperti apa. Namun, bukan itu masalah utama yang
menentukan bagus tidaknya
sebuah cerita. Walaupun tema yang ditawarkan biasa, namun apabila disampaikan
dengan menarik dan bahasa yang lugas – mengalir begitu saja – akan tetap
menarik.
Aku suka cara
penceritaan novel ini, mbak Viera Fitani mampu meramu percakapan yang kocak.
Banyak obrolan dan kalimat yang menurutku lucu dan menghentak begitu saja.
Karena beberapa kali aku tertawa spontan dan cukup keras ketika membaca Railway
in Love ini.
Hal yang kurang dari
novel ini menurutku adalah karakter Ibel yang kurang kuat dan tergali dengan baik.
Memang dia adalah bad boy, playboy, suka gonta-ganti wanita. Tapi, alasan
mengapa dia berbuat seperti
itu dan kenapa dia harus berubah demi Andara kurang kuat. Lagipula, kasus dengan Kristal juga sekadar tempelan. Padahal
kasus Ibel yang dituduh
menghamili Kristal sangat
berpotensi untuk menggali karakter Ibel. Dari kasus ini seharusnya bias terlihat dan
tergambarkan karakter Ibel, bagaimana dia ‘harus’ menghadapi kasus seperti ini. Kristal pun seharusnya tergali karakternya
walaupun sedikit, karena dia tokoh yng cukup penting dalam pembentukan karakter
Ibel.
Penyelesaian kasus
mereka pun terkesan
digampangkan dan berlalu begitu saja. Sayang sekali.
Interaksi antara ketiga karakter utama,
saudara Andara, dan
sahabatnya berlangsung bagus dan natural. Suka.
Sebagai penutup aku ungkapkan bahwa romance adalah salah satu genre yang aku sukai.
Aku senang menonton film romance – terutama romcom, membaca novel romance pun
demikian. Walaupun kalau ke toko buku, romance bukan pilihan utama buku yang aku
beli, namun aku selalu menikmati setiap cerita yang dituturkan. Membaca romance
itu ibarat makanan ringan yang enak. Kan capek juga kalau baca bacaan yang
berat melulu, ya refreshing dikit
lah.
Hadiah Giveaway *yey* di ttd Mb. Viera Fitani langsung |
Nah, begitu pula dengan Railway in Love ini. Memang tidak ada hal yang begitu special dan baru untuk ditawarkan, namun aku cukup menikmati novel
ini dan beberapa kali dibuat tertawa. Sebuah bacaan ringan untuk
bersantai. Itu sudah lebih
dari cukup menurutku.
Good luck buat mbak Viera Fitani untuk karya selanjutnya.
Nilai: 3,2/5
Komentar
Posting Komentar