Langsung ke konten utama

[Movie] - Be With You

film "Be With You"

Be with You (2004)

Ima, ai ni yukimasu (original title)

Director  : Nobuhiro Doi 

Writers   : Takuji Ichikawa (novel), Yoshikazu Okada (screenplay)

Stars       : Yûko Takeuchi, Shidô Nakamura and Akashi Takei

info         : http://www.imdb.com/title/tt0442268/



Fiuuh.. lagi-lagi aku merasa jenuh dengan film-film Hollywood. Jenuh dan bosan dengan cerita, tema dan kisah yang kadang aku rasa begitu-begitu saja. Mirip, sejenis walaupun dengan penceritaan yang berbeda. Kadang-kadang ingin menonton sesuatu yang berbeda. Kalau lagi jenuh dengan Hollywood, yang aku lakukan adalah melarikan diri dari Hollywood dan menenggelamkan diri ke dalam pelukan negara lain (mohon maaf jika aku melarikan diri bukan ke pangkuan ibu pertiwi – Indonesia).

Film Indonesia belum ada yang bikin tertarik. Terakhir kali sih nonton film “I Know What You Did On Facebook”, yang dari judulnya saja mengingatkan akan film horror Hollywood jaman dulu, tapi gak dulu-dulu amat. Terus terang, filmnya yaaaa begitulah, standar banget. Leluconnya juga agak jayus dan yang bikin mengganggu sih “kenapa sih artis-artis Indonesia kebanyakan kalau berakting selalu terkesan tidak natural? Aku melihat mereka itu sedang berakting *yaiyalah, maksudnya ya keliatan kalau sedang main film, terlihat kaku dan dibuat-buat. Berbeda rasanya ketika menonton film Hollywood, film Asia – Korea dan Jepang, atau film India sekalipun. Memang sih tidak semua film terlihat natural, tapi setidaknya aku tidak merasa terganggu oleh akting mereka tidak seperti menonton film Indonesia kebanyakan. Melihat mereka (beberapa artis Indo) main film kadang membuaku ingin mengatakan, “What the ....?” Ahahay...

Waduh, kenapa saya marah-marah ya? Oke.. kembali ke paragraf awal.

Biasanya sih kalau jenuh aku beralih menonton film-film Eropa atau Asia. Dan beberapa hari ini aku menonton film Korea, India, Turkey, dan Jepang. Namun, aku tertarik untuk segera me-review sebuah film dari negeri Sakura yang berjudul “Be With You” atau original title-nya “Ima, ai ni yukimasu”.

Film ini pertama kali aku tau sejak membaca review dan komentar tentang film Korea – Sad Movie terutama tentang hubungan seorang anak dengan ibunya. Sejak itulah aku iseng (beneran iseng awalnya) mencari film ini namun pada akhirnya terbengkalai cukup lama karena tidak juga aku tonton hingga suatu malam, yaitu semalam *halah.

Aku menonton film ini tanpa tahu apa-apa mengenai film ini sama sekali, ceritanya tentang apa aku juga gak ada ide sama sekali. Yang pernah aku baca sih filmnya sedih dan tentang hubungan seorang anak dan ibunya *waah, kebetulan lagi butuh film sedih. Hahay..

Malam hari, mulailah aku menonton film ini dan ceritapun mengalir pelan tapi pasti...



Dan inilah cerita mengenai film ini (saya tidak ingin menceritakan secara detail, karena aku gak ingin merusak kenikmatan bagi siapapun yang belum dan ingin menonton film ini dan kebetulan membaca review-ku)



Film ini diawali dengan adegan seorang laki-laki yang diketahui berumur 18 tahun sedang menggoreng telur di rumahnya dan tiba-tiba seseorang mengantarkan kue ulang tahun. Laki-laki yang diketahui bernama Yuji ini mengatkan bahwa ini terlalu awal kue tersebut dikirim, namun sang tukang kue (sebut saja seperti itu) mengatakan bahwa mereka akan bangkrut dan dia ingin menepati janjinya yang terakhir dengan mengantarkan kue tersebut dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada Yuji (ooh, ternyata dia to yang ulang tahun, soalnya dari awal aku kagak tau. Hehehe...).

Setelah itu Yuji pun berangkat (sekolah?) dengan sepeda dan melewati hutan. Saat melewati jalan di hutan (sebuah lorong) yang ditutup tiba-tiba dia teringat akan suatu keajaiban yang terjadi pada saat musim hujan. Enam minggu yang penuh dengan keajaiban karena pada waktu tersebut dia bertemu dengan ibunya. (Hah? Apa maksudnya? Begitulah pertanyaan dalam kepala saya) dan kisahpun kemali ke masa lalu ketika Yuji berumur 6 tahun).

Ternyata Mio (Yûko Takeuchi) meninggal dunia pada usia 28 tahun meninggalkan Takumi (Shidô Nakamura) dan putranya berusia 6 tahun, Yuji (Akashi Takei). Hal tersebut telah berlalu satu tahun dan tidak diragukan lagi bahwa mereka merasa sangat kehilangan. Mereka belajar untuk saling mendukung apalagi Takumi mengidap semacam penyakit psiko-motor yang memaksa dia untuk menahan diri dari kelelahan. Itulah sebabnya Yuji tidak pernah diajak untuk pergi ke festival oleh ayahnya. Yuji juga merasa bahwa dialah penyebab ibunya meninggal.

Sebelum meninggal, Mio bercerita dan memberikan anaknya Yuji buku cerita, yang menceritakan bahwa dia - ibunya (Mio) akan kembali sekali lagi pada waktu musim hujan setelah dia meninggal dari Akaibu Star (cerita ini dibuat sendiri oleh Mio?). Kisah ini begitu dipercaya oleh Yuji dan bertanya kepada ayahnya apakah ibunya akan kembali. Walau dengan tidak yakin ayahnya (Taku) menjawab bahwa ibunya akan kembali.

Musim hujan akhirnya tiba, dengan harapan yang besar Yuji dan Taku (yang sering bercerita kepada dokternya tentang kisah Mio) menduga apakah Mio akan kembali pada musin hujan kali ini.

Dan ketika Yuji mengajak ayahnya ke sebuah bangunan tua di mana dia dan ibunya menyembunyikan ‘time capsule’, tiba-tiba mereka bertemu dengan seorang wanita, yaitu Mio (apakah benar Mio? Atau orang lain yang mirip Mio? Atau hanya khayalan ayah dan anak saja?) namun tidak dapat mengingat apapun sama sekali, termasuk namanya (?).

Yuji dan Taku merasa bahagia dan menerima keadaan Mio apa adanya. Mereka sepakat untuk tidak memberitahu siapa pun bahwa Mio telah kembali (bagaimana keluarga dan teman-teman bereaksi, ketika tau Mio kembali padahal mereka menghadiri pemakamannya?). Selain itu, mereka sepakat untuk tidak menyinggung bahwa Mio telah meninggal dan mereka bahagia orang yang mereka cintai dan sayangi kembali ke tengah-tengah mereka. Kembalinya ibu dan istri bagi mereka, itulah yang mereka butuhkan dan inginkan untuk keutuhan sebuah keluarga.
Dengan kembalinya Mio, Yuji dan Taku seolah-olah mendapatkan kekuatan untuk hidup kembali. Orang-orang di sekitar mereka heran akan perubahan mereka karena mereka berdua terlihat lebih bersemangat dan Bahagia.

Karena Mio tidak bisa mengingat tentang masa lalunya, dia meminta Taku untuk menceritakannya bagaimana mereka jatuh cinta pertama kali dan menikah. Kisah cinta mereka pun bergulir yang ternyata tidak sepeti yang dibayangkan sebelumnya..

Akan kisah ini akan berakhir bahagia? Padahal mereka tahu dari cerita Mio bahwa Mio akan menghilang seiring dengan berakhirnya musim hujan. Ayah dan anak ini tahu akan hal tersebut, namun mereka ingin menikmati kebersamaan ini dan berbahagia. Tentunya cerita dan ending-nya bisa ditebak. Aku juga cemas menanti berakhirnya musim hujan. Apa yang akan terjadi kepada mereka? Apakah isi dari time capsule Yuji dan ibunya? Agak penasaran juga sih dibuatnya. Namun, ternyata tidak begitu, karena akhir dari film ini begitu indah (setidaknya bagiku). Ada hal yang menjelaskan dan menerangkan mengapa hal-hal sebelumnya terjadi dan menjawab beberapa pertanyaan yang ada sepanjang film. Endingnya tidak seperti yang aku bayangkan, ada sedikit “kejutan” di akhir filmnya =)



Tanggapan mengenai film ini

Film “Be With You” ini begitu memikat sejak awal sampai dengan akhir filmnya. Dan aku dibuat jatuh cinta oleh film ini. Iya, aku begitu menyukai film ini.

Film tentang kasih sayang dalam sebuah keluarga, kisah cinta antara orang tua dan anak, dan juga kisah cinta antara pria dan wanita. Film ini dengan penceritaan yang mengalir membawaku llarut dalam kisahnya. Filmnya indah walaupun cenderung “sedih” (untung saya tidak menangis *halah, tapi sedih kok dan sedihnya juga beralasan).

Akting pemainnya pun bagus. Chemistry di antara Mio, Taku dan Yuji terbangun.

  • Yuji – seorang anak yang lucu *menggemaskan ni anak, sayang akan orang tuanya terutama ibunya. Sangat peduli kepada ayahnya yang agak ‘rapuh’. Aktingnya sebagai anak pun brilian.
  • Taku – seorang laki-laki, ayah, dan suami yang agak rapuh. Dia sangat mencintai istri dan anaknya walaupun kondisinya seperti itu.
  • Mio – seorang ibu dan istri yang menyayangi keluarganya. Di film ini terasa aura keibuannya dan entah mengapa aku menyukainya *terlihat manis disepanjang film.
Hehehe.. Sepanjang film ini dapat kita ketahui tentang pengerbanan dan kecintaannya akan suami dan anaknya. Bahwa dia rela menjalani hidup yang telah dia ketahui akhirnya hanya karena dia mencintai Taku dan Yuji *hiks...

Haissslah...

Pokoknya saya suka film ini. Drama-nya menyentuh walaupun saya dikatakan cengeng karena film ini. Tapi gimana gak, filmnya keren siih..

Saya tidak menyesal menonton film ini. Sangat saya rekomendasikan bagi kamu. Tontonlah, it worth...

 

Note : Soundtrack filmnya “Orange Range – Hana” adalah lagu yang pas untuk film ini. Lagunya bagus dan saya dengarkan berkali-kali hari ini. Hehehe....

 

Rate : 8,1/10

Komentar

  1. haaa?? mauuuu...

    entah mengapa, saya pun yakin film ini bagus. di lihat dari idenya sih.


    >>sama saya juga jenuh sama hollywood. kadang minim kejutan atau ide yang rada aneh--seperti seorang ibu yang sudah mati dan cuman muncul di musim hujan, misalnya.

    >>film indonesia, jarang emang yang mainnya bagus. kadang, dialognya juga kaku.

    BalasHapus
  2. Huda Tula - silakan dicari dan ditonton, gak akan rugi kok ditonton. yakin deh. Hehehe..
    Emang sih, entah kenapa ide film-film Asia, terutama Jepang, Korea, Thailand, Hongkong, India dan yang lainnya terasa segar, trus di-remake deh sama Holywood sono (biasanya sih jelek. hahaha)
    Atau mungkin saya aja yang sedikit nonton film luar selain Holywood.

    Eh, lagunya bagus tuh (kalo suka lagu Jepang sih)

    BalasHapus
  3. ah aku mau, aku mau.. >.<
    kalau jepang sih biasanya gambarnya itu lo...bagus-baguuuusss...

    BalasHapus
  4. silakaaan Yen. Hehehe..
    Gambar apanya nih yang bagus? maksudnya pemandangannya kah? atau kualitas gambar filmnya yang jernih gitu?

    Filmnya bagus lho, tonton gih (*promosi)

    BalasHapus
  5. gambar apanya ya? namanya sinematografi nya ya mungkin.. #apa sih?

    BalasHapus
  6. sinematografi film ini bagus kok.
    Hehehe.. *soktau

    BalasHapus
  7. nah makanya aku bilang..kalo jepang biasanya gambarnya bagus2..
    nyenengin ngeliatnya :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homunculus Vol.11 (Bayangan?)

Hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin aku membaca komik Homunculus Volume 11. Komik Homunculus ini adalah manga karya Yamamoto Hideo *gak kenal sih sama pengarangnya, dan bercerita mengenai seorang tokoh utama dalam komik ini yang bernama Susumu Nakoshi. Susumu Nakoshi merupakan seorang gelandangan yang hidup dan tinggal di dalam mobilnya yang berada di antara sebuah gedung mewah (hotel) dan taman (tempat banyak gelandangan tinggal) - dua tempat yang dapt menggambar dunia dengan sangat kontras, bertolak belakang. Susumu memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur layaknya seorang bayi yang butuh perlindungan (meringkuk sambil menghisap jempol). Suatu hari, dia mendapat tawaran dari seorang yang mengaku sebagai mahasiswa kedokteran bernama Manabu ito. Penampilannya padahal urakan dan metal *gak yakin sama penggambarannya. Manabu menawarkan akan memberikan uang sebesar 700 ribu yen asal bersedia tengkoraknya dilubangi. Jika tengkoraknya dilubangi, maka indera ke

[Book Review] Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz - Djokolelono

Penjelajah Antariksa #5 : Kapten Raz Penulis : Djokolelono Penyunting : Yessi Sinubulan Desain Sampul dan Ilustrasi : Oki Dimas Mahendra Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan Pertama Juni 2016 KPG 59 15 01201 ISBN 978-602-424-061-5 Tebal v + 189 halaman Buku ke-5 seri Penjelajah Antariksa dari Djokolelono berjudul Kapten Raz akhirnya terbit juga setelah menunggu sekitar setengah tahun. Buku ke- ini pun masih menceritakan petualangan empat bersaudara Vied, Veta, Stri, dan Raz. Lebih tepatnya melanjutkan kisah buku ke-4 secara langsung di mana akhir buku keempat yang 'nanggung' banget. Setelah kecelakan pesawat yang mereka naiki, Veta, Stri, Mesi, Omodu, dan Kolonel Verea harus terdampar di suatu tempat tanpa ada alat komunikasi apapun. Bab pertama buku kelima ini menyuguhkan pergulatan hati Mesi yang cenderung berubah-ubah terutama sikap dan pandangannya terhadap Veta. Selain itu pula, badai Radiasi Rho-M mengancam keberadaan Starx sebagai

[Book Review] HOPELESS (Tanpa Daya) - Colleen Hoover

Judul Asli : Hopeless   Penulis: Colleen Hoover   Alih bahasa: Shandy Tan   Editor: Intari Dyah Pramudita   Desain sampul: Marcel A.W   Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama   ISBN: 978-602-03-1201-9   Cetakan pertama 2015   Tebal 496 halaman     Buku ini adalah hadiah dari Giveaway SixPackGiveAway dari Blog-nya Rafian. Ada 6 paket buku yang dibagikan dan aku dapat paket yang berisi 2 buku yang salah satunya adalah novel Hopeless karya Collen Hoover yang akan bahas kali ini. Thx banget atas bukunya : ) Kalau boleh jujur sih, judul, cover dan resensi di sampul belakang novel ini gak cukup membuatku tertarik untuk membelinya karena genre novel seperti ini bukan prioritas utama untuk aku beli. Aku suka romance, young adult , namun gak semua romance aku baca. Aku cenderung pilih-pilih cerita romance yang ingin aku baca karena kadang banyak tema yang hampir sama. Setelah selesai baca, aku pun memutuskan Hopeless ini tergolong bagus, temanya gak